Tiba-tiba Saham Krakatau Steel Terbang, Apa Pemicunya?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 June 2020 11:37
krakatau steel
Foto: krakatau steel
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada perdagangan hari ini melesat tinggi lebih dari 20%. Kinerja perseroan pada kuartal I-2020 mulai positif, meskipun masih membutuhkan dana talangan dari pemerintah.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, pada penutupan sesi I, Senin ini (8/6/2020), harga saham Krakatau Steel menguat 20,37% ke level Rp 260/unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 30,20 miliar dengan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 133,13 juta saham.

Namun secara year to date, harga saham KRAS tercatat masih melemah 14,47%. Sentimen pandemi Covid-19 masih menjadi pemicu utama pelemahan saham Krakatau Steel. Sentimen Covid-19 juga berpengaruh pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 19,45% year to date.


Produsen baja pelat merah ini berhasil meninggalkan catatan merah di laporan keuangan dengan membukukan laba senilai US$ 74,14 juta (Rp 1,08 triliun, asumsi kurs Rp 14.700/US$) pada kuartal I-2020. Perseroan bisa mencetak laba karena berhasil melakukan restrukturisasi utang.

Perbaikan kinerja ini terjadi setelah perusahaan mengalami kerugian selama delapan tahun berturut-turut, di mana pada Maret 2019 saja, perusahaan ini masih mencatatkan kerugian senilai US$ 62,32 juta.

Nilai laba per saham juga mengalami perbaikan menjadi US$ 0,0038 dari sebelumnya merugi US$ 0,0032.

Namun kinerja apik di kuartal I-2020 tersebut belum bisa membuat Krakatau Steel lepas dari dana talangan dari pemerintah untuk membantu modal kerja perusahaan yang tergerus akibat pandemi Covid-19. Perusahaan dan pemerintah masih membicarakan mekanisme pemberian dana talangan ini.


Berdasarkan data Kementerian Keuangan Krakatau Steel akan mendapatkan dana talangan dari pemerintah Rp 3 triliun.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan modal kerja perusahaan tergerus akibat turunnya permintaan baja di pasar sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Padahal modal kerja ini sangat dibutuhkan untuk membiayai operasional pabrik kendati permintaan mengalami penurunan.

"Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Utama KRAS Silmy Karim dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).



Dia menjelaskan, jika kondisi ini terus berlarut-larut dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi, besar kemungkinan industri hilir dan industri pengguna baja akan menutup pabriknya secara permanen.

Padahal industri baja sebagai mother of industry ini memiliki multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.

Jika industri ini loyo, maka industri hilir lainnya juga akan terdampak, seperti industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis aluminium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.


[Gambas:Video CNBC]




(hps/tas) Next Article Bos Krakatau Steel Borong Lagi Saham KRAS, untuk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular