
Permintaan Baja Bakal Anjlok 50%, KRAS Tunggu Dana Talangan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 June 2020 19:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) saat ini masing menunggu dana talangan dari pemerintah untuk membantu modal kerja perusahaan yang tergerus akibat pandemi Covid-19. Perusahaan dan pemerintah masih membicarakan mekanisme pemberian dana talangan ini.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan modal kerja perusahaan tergerus akibat turunnya permintaan baja di pasar sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Padahal modal kerja ini sangat dibutuhkan untuk membiayai operasional pabrik kendari permintaan mengalami penurunan.
"Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Silmy dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, jika kondisi ini terus berlarut-larut dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi, besar kemungkinan industri hilir dan industri pengguna baja akan menutup pabriknya secara permanen.
Padahal industri baja sebagai mother of industry ini memiliki multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Jika industri ini loyo, maka industri hilir lainnya juga akan terdampak, seperti industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis aluminium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.
(roy/roy) Next Article Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Hilir Baja
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan modal kerja perusahaan tergerus akibat turunnya permintaan baja di pasar sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Padahal modal kerja ini sangat dibutuhkan untuk membiayai operasional pabrik kendari permintaan mengalami penurunan.
"Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Silmy dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).
Padahal industri baja sebagai mother of industry ini memiliki multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Jika industri ini loyo, maka industri hilir lainnya juga akan terdampak, seperti industri konstruksi, baja lapis (BjLS), baja lapis aluminium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas.
(roy/roy) Next Article Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Hilir Baja
Most Popular