
Kabar Gembira! Investor Yakin Rupiah Bakal Terus Melesat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2020 17:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam, 1,34% melawan dolar AS ke Rp 14.380/US$ pada perdagangan hari ini Selasa (2/6/2020), Rupiah saat ini berada di level terkuat sejak 12 Maret lalu.
Rupiah memulai tren penguatan sejak awal April lalu. Total pada periode April-Mei, rupiah mencatat penguatan lebih dari 10%. Kini investor menunjukkan keyakinan rupiah akan terus menguat. Optimisme pelaku pasar tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.
Survei tersebut menunjukkan para pelaku pasar mulai mengurangi posisi jual (jual) rupiah sejak awal April. Survei tersebut konsisten dengan pergerakan rupiah yang mulai menguat sejak awal April.
Hasil survei terbaru yang dirilis Kamis (28/5/2020) pekan lalu menunjukkan -0,05, turun jauh dari rilis dua pekan lalu 0,21. Hasil tersebut menjadi penurunan kelima beruntun.
Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap dolar AS dan jual (short) terhadap rupiah, begitu juga sebaliknya.
Dengan survei terbaru yang menunjukkan angka minus, artinya pelaku pasar kini mengambil posisi beli (long) rupiah, sehingga membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah. Angka minus tersebut juga merupakan yang pertama sejak rilis survei 20 Februari lalu.
Ketika itu rupiah masih membukukan penguatan secara year-to-date (YTD) melawan dolar AS.
Di bulan Januari, rupiah bahkan menjadi juara dunia alias mata uang dengan penguatan terbesar melawan dolar AS di dunia. Saat itu bahkan tidak banyak mata uang yang mampu menguat melawan dolar AS. Hal tersebut juga sesuai dengan survei Reuters pada 23 Januari dengan hasil -0,86, yang artinya pelaku pasar beli rupiah.
Rupiah bahkan disebut menjadi kesayangan pelaku pasar oleh analis dari Bank of Amerika Merryl Lycnh (BAML) saat itu.
"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu" kata Rohit Garg, analis BAML dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).
Jika ke depannya hasil survei menunjukkan peningkatan angka minus maka rupiah bisa saja kembali menjadi juara dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Rupiah memulai tren penguatan sejak awal April lalu. Total pada periode April-Mei, rupiah mencatat penguatan lebih dari 10%. Kini investor menunjukkan keyakinan rupiah akan terus menguat. Optimisme pelaku pasar tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.
Survei tersebut menunjukkan para pelaku pasar mulai mengurangi posisi jual (jual) rupiah sejak awal April. Survei tersebut konsisten dengan pergerakan rupiah yang mulai menguat sejak awal April.
Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap dolar AS dan jual (short) terhadap rupiah, begitu juga sebaliknya.
Dengan survei terbaru yang menunjukkan angka minus, artinya pelaku pasar kini mengambil posisi beli (long) rupiah, sehingga membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah. Angka minus tersebut juga merupakan yang pertama sejak rilis survei 20 Februari lalu.
Ketika itu rupiah masih membukukan penguatan secara year-to-date (YTD) melawan dolar AS.
Di bulan Januari, rupiah bahkan menjadi juara dunia alias mata uang dengan penguatan terbesar melawan dolar AS di dunia. Saat itu bahkan tidak banyak mata uang yang mampu menguat melawan dolar AS. Hal tersebut juga sesuai dengan survei Reuters pada 23 Januari dengan hasil -0,86, yang artinya pelaku pasar beli rupiah.
Rupiah bahkan disebut menjadi kesayangan pelaku pasar oleh analis dari Bank of Amerika Merryl Lycnh (BAML) saat itu.
"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu" kata Rohit Garg, analis BAML dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).
Jika ke depannya hasil survei menunjukkan peningkatan angka minus maka rupiah bisa saja kembali menjadi juara dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Most Popular