Kuartal I-2020, Emiten Prajogo Pangestu Rugi Rp 250 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
05 June 2020 15:02
dok Situs Resmi Chandra Asri
Foto: dok Situs Resmi Chandra Asri
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) masih belum sepenuhnya pulih pada 3 bulan pertama tahun 2020 ini. Pasalnya, baik kinerja top line maupun bottom line perusahaan membukukan pertumbuhan negatif.

Bahkan perusahaan masih menderita rugi bersih pada 3 bulan pertama tahun ini sebesar US$ 17,84 juta atau setara dengan Rp 250 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari periode yang sama tahun lalu yang justru laba bersih US$ 17,27 juta atau Rp 242 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu ini juga minus menjadi sebesar US$ 476,83 juta atau Rp 6,68 triliun dari periode Maret 2019 yakni sebesar US$ 552,22 juta.

Beban penjualan masih tinggi sebesar US$ 10,81 juta, ditambah dengan beban keuangan yang juga masih tingi sebesar US$ 15,84 juta. Sementara perusahaan mendapatkan keuntungan kurs mata uang US$ 1,99 juta.


Penjualan terbesar berasal dari penjualan dari pasar lokal sebesar US$ 368,78 juta, terdiri dari penjualan polyolefin yang dominan yakni mencapai US$ 261,98 juta, sementara sisanya dari produk styrene monomer, olefin, dan butadiene.

Untuk penjualan luar negeri mencapai US$ 106,78 juta, juga terdiri dari penjualan produk olefin, polyolefin, butadiene, dan styrene monomer.

Mengacu data per Maret 2020, saham perusahaan dipegang mayoritas oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 41,88%, SCG Chemicals Co Ltd 30.57%, dan Prajogo Pangestu 14,85%, sisanya terdiri dari Marigold Resources Pte Ltd, Erwin Ciputra, Lim Chong Thian, Fransiskus Ruly Aryawan, dan investor publik sebesar 7,77%.

Direktur TPIA Suryandi, mengatakan kinerja kuartal pertama 2020 perseroan sebagian besar dibentuk oleh lingkungan makro yang menantang, margin petrokimia yang ketat, dan pelemahan permintaan terutama di pasar domestik China karena pandemi Covid- 19.

"Kami mencatat pendapatan Q1 2020 sebesar US$477 juta, EBITDA -US$ 13.5 juta, dan rugi bersih US$ 17 juta. Untuk mengelola dan menavigasi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami fokus pada tiga imperatif strategis utama, yaitu kelangsungan bisnis,, keunggulan operasional, dan ketahanan keuangan," katanya dalam siaran pers, Jumat (5/6/2020).

"Proyek ekspansi kami yang sedang berlangsung, yaitu pabrik MTBE dan Butene-1 dijadwalkan selesai per rencana pada Q3 2020," jelasnya.

"Kami terus percaya pada daya tarik jangka panjang dari pasar petrokimia Indonesia, dan akan mempertahankan disiplin modal dan investasi yang bijaksana untuk memastikan pertumbuhan positif yang berkesinambungan.
"

[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Perusahaan Prajogo Pangestu Mau Merger Anak Usaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular