
Anies Longgarkan PSBB DKI, Rupiah kok Malah Terpeleset?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 June 2020 15:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (4/6/2020), menghentikan laju impresif dalam 2 hari terakhir. Pelemahan rupiah justru terjadi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta resmi dilonggarkan.
Rupiah langsung melemah 0,36% ke Rp 14.100/US$, kemudian berbalik menguat 0,14% ke Rp 14.030/US$. Rupiah sempat melemah hingga 0,71% ke Rp 14.150/US$ yang menjadi level terlemah intraday. Setelahnya rupiah maju-mundur menguat melemah silih berganti beberapa saat sebelum akhirnya terperangkap di zona merah.
Rupiah mengakhiri perdagangan hari ini di level Rp 14.060/US$, melemah tipis 0,07% di pasar spot, melansir data Refintiv.
Rabu Kemarin rupiah melesat tajam 2,29% di pasar spot, sehari sebelumnya sebesar 1,34%. Sementara pada periode April-Mei Mata Uang Garuda juga tercatat menguat tercatat melesat lebih dari 10%.
Melihat kinerja tersebut, dan posisinya di dekat level "keramat" atau level psikologis Rp 14.000/US$, rupiah akhirnya diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuat nilainya melemah hari ini.
Dibandingkan mata uang utama Asia, rupiah hari ini menjadi mata uang terbaik kedua. Sebabnya, semua mata uang utama Benua Kuning melemah melawan dolar AS. Aksi profit taking terjadi di menyeluruh di pasar Asia, setelah menguat sejak awal pekan. Rupiah hanya kalah dari dolar Taiwan yang melemah lebih tipis 0,04%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:04 WIB.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hari ini memutuskan melanjutkan PSBB meski dengan pelonggaran, atau yang disebut masa transisi.
"Kami di gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 DKI Jakarta, kita memutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI Jakarta diperpanjang dan menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi," kata Anies dalam keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Ia menjelaskan, transisi itu bertujuan untuk menuju kondisi masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. Dalam masa ini, Anies bilang kegiatan ekonomi bertahap bisa dilakukan, namun ada batasan yang harus ditaati.
Tim Gugus Tugas dan Pemda DKI pun telah membuat roadmap untuk pembukaan fasilitas-fasilitas publik selama masa transisi ini. Pada pekan pertama (5-7 Juni) tempat ibadah bisa kembali dibuka dengan kapasitas maksimal 50%. Kemudian pada pekan kedua perkantoran, rumah makan dan lain-lain juga bisa kembali dibuka, tetap dengan kapasitas 50%. Mal dan tempat rekreasi baru akan dibuka kembali pada pekan ketiga.
Dengan dilonggarkannya PSBB, roda perekonomian kembali berputar meski secara perlahan. Itu bisa berdampak bagus, mengingat Jakarta merupakan pusat ekonomi Indonesia. Kontribusi Jakarta terhadap produk domestic bruto (PDB) nasional sebesar 17,94% pada tahun 2019.
Sayangnya, aksi profit taking lebih dominan pada hari ini yang membuat rupiah malah melemah.
Rupiah langsung melemah 0,36% ke Rp 14.100/US$, kemudian berbalik menguat 0,14% ke Rp 14.030/US$. Rupiah sempat melemah hingga 0,71% ke Rp 14.150/US$ yang menjadi level terlemah intraday. Setelahnya rupiah maju-mundur menguat melemah silih berganti beberapa saat sebelum akhirnya terperangkap di zona merah.
Rupiah mengakhiri perdagangan hari ini di level Rp 14.060/US$, melemah tipis 0,07% di pasar spot, melansir data Refintiv.
Melihat kinerja tersebut, dan posisinya di dekat level "keramat" atau level psikologis Rp 14.000/US$, rupiah akhirnya diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuat nilainya melemah hari ini.
Dibandingkan mata uang utama Asia, rupiah hari ini menjadi mata uang terbaik kedua. Sebabnya, semua mata uang utama Benua Kuning melemah melawan dolar AS. Aksi profit taking terjadi di menyeluruh di pasar Asia, setelah menguat sejak awal pekan. Rupiah hanya kalah dari dolar Taiwan yang melemah lebih tipis 0,04%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:04 WIB.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, hari ini memutuskan melanjutkan PSBB meski dengan pelonggaran, atau yang disebut masa transisi.
"Kami di gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 DKI Jakarta, kita memutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI Jakarta diperpanjang dan menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi," kata Anies dalam keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Ia menjelaskan, transisi itu bertujuan untuk menuju kondisi masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. Dalam masa ini, Anies bilang kegiatan ekonomi bertahap bisa dilakukan, namun ada batasan yang harus ditaati.
Tim Gugus Tugas dan Pemda DKI pun telah membuat roadmap untuk pembukaan fasilitas-fasilitas publik selama masa transisi ini. Pada pekan pertama (5-7 Juni) tempat ibadah bisa kembali dibuka dengan kapasitas maksimal 50%. Kemudian pada pekan kedua perkantoran, rumah makan dan lain-lain juga bisa kembali dibuka, tetap dengan kapasitas 50%. Mal dan tempat rekreasi baru akan dibuka kembali pada pekan ketiga.
Dengan dilonggarkannya PSBB, roda perekonomian kembali berputar meski secara perlahan. Itu bisa berdampak bagus, mengingat Jakarta merupakan pusat ekonomi Indonesia. Kontribusi Jakarta terhadap produk domestic bruto (PDB) nasional sebesar 17,94% pada tahun 2019.
Sayangnya, aksi profit taking lebih dominan pada hari ini yang membuat rupiah malah melemah.
Next Page
Asing Masih Borong Aset Obligasi RI
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular