
Anies Longgarkan PSBB DKI, Rupiah kok Malah Terpeleset?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 June 2020 15:40

Sejak memasuki bulan Juni, capital inflow sangat besar yang membuat nilai tukar rupiah melesat. Derasnya aliran modal ke dalam negeri terlihat dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) Selasa (2/6/2020) lalu yang penawarannya mencapai 105,27 triliun.
Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.
Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.
Tingginya minat investor terhadap SBN juga terlihat di pasar sekunder, yield SBN tenor 10 tahun kemarin turun 22,1 basis poin (bps) menjadi 7,005%, yang menjadi level terendah sejak 12 Maret. Sementara pada hari ini, yield naik tipis 2,3 bps ke 7,028%.
Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Di pasar saham juga terjadi inflow yang besar. Berdasarkan data RTI, Rabu kemarin kemarin investor asing net buy sebesar Rp 1,5 triliun, dan pada hari Selasa sebesar Rp 872,35 miliar di all market.
Sementara pada hari ini, investor asing sudah net buy Rp 1,08 triliun di pasar reguler.
Rupiah sebenarnya punya modal untuk kembali menguat, tetapi sekali lagi level psikologis Rp 14.000/US$ memang cukup sulit untuk ditembus.
(pap/pap)
Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.
Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.
Tingginya minat investor terhadap SBN juga terlihat di pasar sekunder, yield SBN tenor 10 tahun kemarin turun 22,1 basis poin (bps) menjadi 7,005%, yang menjadi level terendah sejak 12 Maret. Sementara pada hari ini, yield naik tipis 2,3 bps ke 7,028%.
Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Di pasar saham juga terjadi inflow yang besar. Berdasarkan data RTI, Rabu kemarin kemarin investor asing net buy sebesar Rp 1,5 triliun, dan pada hari Selasa sebesar Rp 872,35 miliar di all market.
Sementara pada hari ini, investor asing sudah net buy Rp 1,08 triliun di pasar reguler.
Rupiah sebenarnya punya modal untuk kembali menguat, tetapi sekali lagi level psikologis Rp 14.000/US$ memang cukup sulit untuk ditembus.
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular