
Saham Masih Gocap, Emiten Karet Ini Juga Dihantam Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengolahan karet alam, PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) menyatakan pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak terhadap pembatasan operasional perusahaan. Perseroan memprediksi periode pembatasan operasional perusahaan bisa terjadi hingga 3 bulan ke depan.
Presiden Direktur Indo Komoditi Korpora Sujaka Lays, mengatakan besaran kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang dihentikan dan mengalami pembatasan terhadap total pendapatan konsolidasi tahun 2019 adalah sebesar 75%.
Sementara dari sisi jumlah karyawan tak terlalu berdampak. Jumlah karyawan tetap dan tidak tetap dari perusahaan yang dulu berbisnis multifinance ini hingga Desember 2019 mencapai 460 orang, sementara dari Januari hingga saat ini sebanyak 459 orang.
"Jumlah karyawan di PHK dari Januari 2020 hingga saat ini 1 orang, jumlah karyawan yang dirumahkan nihil, jumlah karyawan yang terdampak dengan status lain contoh pemotongan gaji 50% nihil," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dilansir Rabu (3/6/2020).
Perseroan memprediksi terjadi penurunan pendapatan dan laba bersih pada periode terdampak corona yakni Maret hingga April masing-masing sebesar 51-75% untuk pendapatan dan 75% untuk prediksi penurunan laba.
"Mengurangi 1 jam kerja operasional perseroan lebih awal. Kami juga melakukan pembayaran THR dalam 2 tahap (masing-masing 50%), dan kami menjaga dan menjalankan PSBB [pembatasan sosial berskala besar] sebagaimana yang dianjurkan pemerintah baik pada induk maupun anak perseroan," katanya.
Indo Komoditi Korpora adalah perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Centennial Tower. Perseroan didirikan dengan nama PT Indo Ayala Leasing Corporation 23 Februari 1982 sebagaimana diungkap dalam situs resmi perusahaan.
Perusahaan sudah lima kali ganti nama mulai dari Indo Alaya Leasing Corporation (1982), Indocitra Finance Tbk (1989), Amstelco Indonesia Tbk, (9 Januari 2011), MOM Investama Tbk (17 September 2014), dan Indo Komoditi Korpora Tbk (27 Oktober 2015).
Anak usahanya yakni PT Sampit International berbisnis utama di bidang perindustrian, dan perdagangan karet. Perusahaan memiliki pabrik karet seluas sekitar 8,5 hektare yang berlokasi di Kota Sampit, Kalimantan Tengah, di mana perusahaan mengolah bahan mentah menjadi Crumb Rubber TSR SIR 20 dan Dry Jelutung.
Target pasar INCF adalah pasar internasional, seperti China, Australia, Korea Selatan, Jepang, India, Singapura, Vietnam, Amerika Serikat, dan Negara- negara Eropa. Mengacu laporan keuangan per Juni 2019, pendapatan naik menjadi Rp 300,77 miliar dari Juni 2018 yakni Rp 216,47 miliar, sementara laba bersih turun menjadi Rp 3,16 miliar dari Rp 3,83 miliar.
Harga saham perusahaan masih betah di zona 'gocap' alias Rp 50/saham dan masuk kategori 'tidur' dalam 3 bulan terakhir. Dalam 6 bulan terakhir sahamnya minus 1,96% dengan kapitalisasi pasar Rp 72 miliar.
(tas/tas) Next Article Sampoerna Agro Bakal Ekspansi ke Produk Turunan Karet
