'Longsor' Sebulan, Saham Emiten Karet Ini 'Ngamuk' 35%!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
27 January 2022 11:29
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten yang bergerak di industri karet PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) tiba-tiba melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 34,5% pada lanjutan sesi perdagangan Kamis (27/1/2022).

Ini sekaligus mengakhiri tren pelemahan saham INCF selama lebih dari sebulan beruntun.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.35 WIB, saham INCF melesat 34,52% ke posisi Rp 113/saham dengan nilai transaksi Rp 8,23 miliar dan volume perdagangan 76,84 juta saham.

Sebelumnya, saham INCF terbenam di zona merah sejak 22 Desember 2021 atau lebih dari sebulan yang lalu. Rinciannya, dalam 25 hari perdagangan berada di zona pelemahan, 20 kali di antaranya saham INCF menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7%.

Memang, setelah menyentuh level tertinggi sejak 2019, di level Rp 640/saham pada 16 November 2021, saham INCF cenderung bergerak menuruni 'bukit'.

Sejak awal tahun (ytd), saham yang 'manggung' di bursa sejak 1989 ini sudah anjlok 59,06%.

Hingga saat ini, informasi terakhir yang dipublikasikan oleh INCF adalah laporan kepemilikan saham pada Januari 2022, di mana pemegang saham bernama Joni mengurangi porsi kepemilikan menjadi 35,13% dari sebelumnya 35,30%.

Sementara, pemegang saham lainnya tidak mengalami perubahan kepemilikan. PT Alam Tulus Abadi menguasai 40,00%, Peter Rulan Isman 7,25%, dan Harto sebesar 10,88%.

Atas penurunan harga saham secara signifikan, pada 13 Januari 2022, BEI telah memasukkan saham INCF ke dalam kategori saham dengan pergerakan yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Mengenai volatilitas transaksi saham, manajemen INCF sendiri telah memberi penjelasan kepada bursa pada 28 Desember 2021.

Kala itu, manajemen mengatakan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan.

Perseroan juga mengaku tidak mengetahui adanya aktivitas pemegang saham tertentu dan tidak memiliki informasi/kejadian penting yang material yang belum diungkapkan ke publik.

"Sampai saat ini, perseroan belum ada rencana untuk melakukan tindakan korporasi, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di bursa," pungkas manajemen INCF.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Saham Grup MNC Melesat Berjamaah, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular