
Pasien Turun, OMNI Hospitals PHK 226, Pangkas Gaji 1.042 Staf

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), pengelola jaringan rumah sakit OMNI Hospitals, mengungkapkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap penurunan bisnis perusahaan dan efisiensi karyawan.
Sekretaris Perusahaan Sarana Meditama, Yudha Dewangga Kusuma, mengatakan dampak pandemi Covid-19 berimbas pada pembatasan operasional perusahaan, dengan periode sekitar 3 bulan lebih. "Jumlah pasien menurun dan berdampak pada pendapatan perusahaan," katanya dalam surat jawaban kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Senin (1/6/2020).
Besaran kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 diperkirakan 51-75%.
Sementara itu, dari sisi SDM, jumlah karyawan tetap dan tidak tetap per Desember 2019 mencapai 1.385 orang, sementara hingga Mei 2020 sebanyak 1.138 orang atau berkurang 247 orang.
![]() Demo Karyawan Rumah Sakit OMNI, Alam Sutera. Indonesia/ Andrean Kristianto) |
Adapun yang di-PHK mencapai 226 orang, tak ada yang dirumahkan, dan ada 1.042 karyawan yang terdampak dengan status lain misalnya pemotongan gaji 50%.
Dari sisi kinerja, laba bersih diprediksi turun 75% pada periode pandemi Maret-April 2020 dari periode yang sama tahun lalu. "Kami akan melakukan efisiensi biaya operasional," katanya.
Sebelumnya, pada 19 Mei silam sebelum Lebaran, Rumah Sakit OMNI Hospitals Alam Sutera yang dikelola oleh PT Sarana Meditama International, anak usaha SAME, 'digoyang' kabar PHK, lay-off sementara (dirumahkan), dan unjuk rasa para tenaga medis.
Dari sisi kinerja keuangan, perusahaan belum menyampaikan performa kuartal I-2020. Namun mengacu laporan keuangan Desember 2019, kinerja Sarana Meditama Metropolitan masih belum pulih.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan perusahaan turun 44% menjadi Rp 529,32 miliar dari tahun sebelumnya Rp 952,08 miliar, sementara perusahaan menderita merugi bersih Rp 114,38 miliar, padahal di 2018 masih untung Rp 58,88 miliar. Kerugian ini salah satunya karena faktor adanya pos rugi penurunan nilai aset tetap sebesar Rp 33,86 miliar dari sebelumnya nihil.
![]() Demo Karyawan Rumah Sakit OMNI, Alam Sutera. Indonesia/ Andrean Kristianto) |
Pendapatan terbesar dari bisnis penunjang medis sebesar Rp 287,15 miliar, turun dari periode 2018 yakni Rp 497,78 miliar, sementara pendapatan lainnya yakni dari kamar rawat inap, pasien rawat jalan, diagnostik elektromedik, administratif, cath lab, dan lain-lain, dan semuanya turun.
Pendapatan lain-lain terutama terdiri atas pendapatan medical check-up, pendapatan rehabilitasi medis, pendapatan penunjang rumah sakit, pendapatan perlengkapan medik dan pendapatan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).
Entitas induk langsung SAME adalah PT OMNI Health Care (OHC) yang didirikan dan berdomisili di Indonesia, sedangkan entitas induk terakhir perusahaan adalah PT Kristal Daya Kencana yang didirikan dan berdomisili di Indonesia.
Mengacu data Desember 2019, porsi saham OMNI Health Care sebesar 73,33% di saham SAME, sementara sisanya yakni milik Tan Ilyana Wijaya 10,91%, PT Panin Sekuritas 6,07% dan investor publik memegang 9,69%.
(tas/tas) Next Article Kabar PHK OMNI Hospitals, Intip Kinerja Keuangan & Sahamnya
