Induk Grup Bakrie Rumahkan 153 Staf, Gaji 800 Orang Dipangkas

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 May 2020 06:45
bakrie & Brothers
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk bisnis Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengungkapkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap bisnis perusahaan. Pandemi corona kini berimbas pada pembatasan kegiatan operasional perusahaan dengan periode pembatasan diperkirakan sekitar 3 bulan.

Christofer A. Uktolseja, Corporate Secretary BNBR, mengatakan pembatasan operasional bagi unit usaha yang berlokasi di Jakarta, Bekasi, dan Banten dilakukan untuk menyesuaikan dengan berkurangnya permintaan dari pasar dan klien seiring dengan pembatasan operasional mereka dan penundaan pelaksanaan proyek.

Selain itu pembatasan operasional perseroan juga mengikuti ketentuan dari pemerintah daerah (pemda) terkait dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Pembatasan operasional telah dilakukan selama lebih dari 2 bulan dan akan terus dilakukan mengikuti ketentuan PSBB yang ditentukan oleh pemda, sehingga dalam hal ini pembatasan operasional masih akan diterapkan oleh unit usaha sesuai dengan ketentuan PSBB masing-masing pemda," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/5/2020).


Kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 diprediksi sebesar 25%.

Tak hanya itu, perusahaan juga menginformasikan dampak terhadap jumlah karyawan perusahaan. Per Desember 2019, karyawan tetap dan tidak tetap di perusahaan yang dipimpin oleh 
Anindya Novyan Bakrie ini mencapai 2.733 orang.

Saat ini, hingga Mei, jumlah karyawan tercatat mencapai 2.580, artinya berkurang 153 orang.

"Karyawan PHK [pemutusan hubungan kerja] tidak ada, jumlah karyawan yang dirumahkan 153 orang," kata Christofer dalam penjelasan surat kepada BEI.

Adapun jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya (misalnya pemotongan gaji 50%, dan lainnya) periode Januari 2020 hingga Mei ini mencapai 800 orang. 

Dampak keuangan
Perseroan juga memprediksi pendapatan konsolidasi untuk periode yang berakhir 31 Maret 2020 sampai dengan 30 April 2020 bisa terkoreksi sekitar 25%, sementara laba bersih diproyeksikan turun hingga 75% pada periode tersebut.

Dia menjelaskan, seluruh unit usaha BNBR menerapkan protokol pencegahan pandemi Covid-19 dengan mengutamakan K3 dan upaya social dan physical distancing, sehingga dilakukan penyesuaian jadwal kerja dan jadwal produksi untuk memastikan hal tersebut dapat dilaksanakan dengan seoptimal mungkin.

"Kegiatan produksi juga dipastikan berjalan dengan tetap memenuhi prasyarat yang diminta oleh Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Daerah tempat unit usaha beroperasi," katanya.

Dampak lain yakni pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek. "Ya, berdampak hingga pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang," katanya. Besaran kewajiban jangka pendek saat ini disebutkan mencapai Rp 68,50 miliar.

Sebab itu, perseroan akan menerapkan sejumlah strategi dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Dari sisi pengendalian biaya, dilakukan e
fisiensi di semua lini, memaksimalkan proses produksi dan berusaha meningkatkan margin. Dalam hal restrukturisasi utang, perseroan akan melanjutkan restrukturisasi utang lama, restrukturisasi utang yang kurang produktif, mencari working capital baru dari bank.

Perseroan juga akan fokus pada proyek-proyek strategis, antara lain, electric bus, Tanjung Jati, dan proyek-proyek EPC infrastructure dan migas, serta Prefab housing (rumah pabrikasi), proyek jangka panjang seperti EBT (energi baru terbarukan) dan pabrik baja (steel mill) serta tetap mempertahankan dan mengembangkan operasi yang sudah ada.

Soal SDM, perseroan akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas human resources yang ada, menjunjung tinggi corporate values dan governance, dan mengedepankan Environment, Sustainability dan Governance (ESG).



BNBR adalah perusahaan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bakrie. Beberapa anak usahanya yakni PT Bakrie Building Industries, PT Bakrie Metal Industries, Bakrie Energy International Pte. Ltd, dan PT Bakrie Power.

Lainnya yakni PT Bakrie Oil & Gas Infrastructure. PT Bakrie Telco Infrastructure, dan PT Bakrie Toll Indonesia.

Per Desember 2019, pemegang saham terbesar BNBR yani Fountain City Investment Ltd 33,79%, dan investor publik 39,29%, sementara sisanya lain-lain termasuk Credit Suisse AS Cabang Singapura 9,71% dan Bright Ventures Ptd Ltd 5,89%.

Sepanjang tahun lalu, pendapatan BNBR turun menjadi Rp 3,24 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,34 triliun, dengan laba bersih Rp 852,96 miliar, memulihkan kinerja 2018 yang masih merugi hingga Rp 1,26 triliun.


[Gambas:Video CNBC]






(tas/sef) Next Article Induk Grup Bakrie Kedatangan Investor Baru, Siapa Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular