
Asing Masuk Lagi ke Pasar Obligasi RI, Saatnya Domestik Beli!
tahir saleh, CNBC Indonesia
26 May 2020 08:09

Jakarta,CNBC Indonesia - PT Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan beli dengan volume terbatas di pasar obligasi pada Selasa ini (26/5/2020) seiring dengan masih positifnya sentimen saat ini yang diprediksi bakal meningkatkan daya atraktif obligasi negara Indonesia.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas, dalam riset bersama, mengungkapkan salah satu sentimen positif ialah asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi meskipun masih dalam jumlah yang kecil.
"Lebih baik kecil daripada tidak sama sekali, hal tersebut yang membuat pasar obligasi mengalami kenaikan lebih banyak dari biasanya di luar dari ekspektasi kami. Tentu saja kami cukup senang, karena pasar obligasi mengalami kenaikan sebelum libur Lebaran, dan hal ini akan menjadi bekal yang cukup baik bagi pasar obligasi untuk terus melanjutkan penguatan," katanya dalam riset, Selasa (26/5/2020).
Berdasarkan data, pemegang obligasi dari investor asing mencapai 30,4% pada 20 Mei 2020, naik dari 18 Mei 30,3%, sementara domestik posisinya turun menjadi 69,6% dari 69,7% pada periode yang sama.
"Sejauh ini secara teknikal analisa pun mendukung untuk terjadinya penguatan lanjutan, karena beberapa obligasi acuan sudah melewati batas resistensinya. Sehingga kami melihat, setelah Lebaran cukup berpotensi untuk terjadinya penguatan, apalagi mulai ada angin bahwa aktifitas ekonomi Indonesia akan mulai kembali bergeliat," katanya.
Di akhir pekan menutup bulan Mei ini, sudah tidak ada lagi sentimen yang diharapkan dari lokal, lantaran fokus utamanya mengikuti sentimen pasar global.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Namun tetap harus hati hati, meskipun ruang penguatan sudah terbuka potensi pelemahan masih akan menghantui," jelasnya.
Adapun sentimen di Selasa ini ada dua dari global yakni risalah The Fed, bank sentral AS, dan Presiden AS Donald Trump yang menuang 'bensin' konflik antara AS dengan China.
Dalam risalahnya, The Fed melihat bahwa wabah virus corona merupakan ancaman yang paling parah sejauh ini terhadap perekonomian Amerika, dan The Fed prihatin dengan keadaan saat ini terutama dengan meningkatnya risiko terhadap stabilitas keuangan.
Para pejabat sepakat bahwa dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona sejauh ini telah menyebabkan ketidakpastian yang luar biasa, dan telah memberikan risiko yang cukup besar terhadap kegiatan perekonomian dalam jangka menengah dan panjang.
"Dalam risalah yang kami terima beberapa waktu lalu, dikatakan bahwa sejumlah pejabat memberikan tanggapannya akan hal ini, khususnya risiko yang lebih tinggi terhadap stabilitas keuangan, sehingga mereka khawatir bahwa bank sentral AS ini akan mendapatkan tekanan yang lebih besar," tulis Pilarmas.
Hal ini membuat Pilarmas semakin khawatir bahwa perekonomian Amerika akan pulih lebih lama daripada yang perkirakan.
Ditambah lagi terakhir Jerome Powell, Ketua The Fed, mengatakan bahwa dirinya memperingatkan bahwa wabah corona virus telah memberikan dan akan meninggalkan luka yang permanen terhadap perekonomian Amerika, kecuali para pembuatan kebijakan baik moneter maupun fiskal terus berupaya lebih banyak untuk membatasi dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona.
Di sisi lain, Trump kembali menuangkan 'bensin' di tengah tengah hubungannya antara Amerika dan China, yang di mana Trump mengatakan bahwa China merupakan negara yang berada di belakang terkait dengan penyalahgunaan informasi dan propaganda terhadap Amerika dan Eropa.
"Tidak lupa, Trump juga menambahkan bahwa China mungkin putus asa setelah sebelumnya tidak mungkin untuk membuat Joe Biden memenangkan pemilihan Presiden Amerika yang akan dilakukan dalam waktu dekat."
Apabila Joe Biden memenangkan pemilu tersebut, mungkin akan menjadi sebuah sejarah baru yang cukup lama tidak terlihat, bahwa Partai Republik memegang tonggak kepemimpinan hanya 1 periode.
(tas/sef) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas, dalam riset bersama, mengungkapkan salah satu sentimen positif ialah asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi meskipun masih dalam jumlah yang kecil.
"Lebih baik kecil daripada tidak sama sekali, hal tersebut yang membuat pasar obligasi mengalami kenaikan lebih banyak dari biasanya di luar dari ekspektasi kami. Tentu saja kami cukup senang, karena pasar obligasi mengalami kenaikan sebelum libur Lebaran, dan hal ini akan menjadi bekal yang cukup baik bagi pasar obligasi untuk terus melanjutkan penguatan," katanya dalam riset, Selasa (26/5/2020).
"Sejauh ini secara teknikal analisa pun mendukung untuk terjadinya penguatan lanjutan, karena beberapa obligasi acuan sudah melewati batas resistensinya. Sehingga kami melihat, setelah Lebaran cukup berpotensi untuk terjadinya penguatan, apalagi mulai ada angin bahwa aktifitas ekonomi Indonesia akan mulai kembali bergeliat," katanya.
Di akhir pekan menutup bulan Mei ini, sudah tidak ada lagi sentimen yang diharapkan dari lokal, lantaran fokus utamanya mengikuti sentimen pasar global.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Namun tetap harus hati hati, meskipun ruang penguatan sudah terbuka potensi pelemahan masih akan menghantui," jelasnya.
Adapun sentimen di Selasa ini ada dua dari global yakni risalah The Fed, bank sentral AS, dan Presiden AS Donald Trump yang menuang 'bensin' konflik antara AS dengan China.
Dalam risalahnya, The Fed melihat bahwa wabah virus corona merupakan ancaman yang paling parah sejauh ini terhadap perekonomian Amerika, dan The Fed prihatin dengan keadaan saat ini terutama dengan meningkatnya risiko terhadap stabilitas keuangan.
Para pejabat sepakat bahwa dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona sejauh ini telah menyebabkan ketidakpastian yang luar biasa, dan telah memberikan risiko yang cukup besar terhadap kegiatan perekonomian dalam jangka menengah dan panjang.
"Dalam risalah yang kami terima beberapa waktu lalu, dikatakan bahwa sejumlah pejabat memberikan tanggapannya akan hal ini, khususnya risiko yang lebih tinggi terhadap stabilitas keuangan, sehingga mereka khawatir bahwa bank sentral AS ini akan mendapatkan tekanan yang lebih besar," tulis Pilarmas.
Hal ini membuat Pilarmas semakin khawatir bahwa perekonomian Amerika akan pulih lebih lama daripada yang perkirakan.
Ditambah lagi terakhir Jerome Powell, Ketua The Fed, mengatakan bahwa dirinya memperingatkan bahwa wabah corona virus telah memberikan dan akan meninggalkan luka yang permanen terhadap perekonomian Amerika, kecuali para pembuatan kebijakan baik moneter maupun fiskal terus berupaya lebih banyak untuk membatasi dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona.
Di sisi lain, Trump kembali menuangkan 'bensin' di tengah tengah hubungannya antara Amerika dan China, yang di mana Trump mengatakan bahwa China merupakan negara yang berada di belakang terkait dengan penyalahgunaan informasi dan propaganda terhadap Amerika dan Eropa.
"Tidak lupa, Trump juga menambahkan bahwa China mungkin putus asa setelah sebelumnya tidak mungkin untuk membuat Joe Biden memenangkan pemilihan Presiden Amerika yang akan dilakukan dalam waktu dekat."
Apabila Joe Biden memenangkan pemilu tersebut, mungkin akan menjadi sebuah sejarah baru yang cukup lama tidak terlihat, bahwa Partai Republik memegang tonggak kepemimpinan hanya 1 periode.
(tas/sef) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular