Harga Emas Tak Gerak dari US$ 1.700, Lalu Kapan ke US$ 1.800?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 May 2020 07:29
A Thai shopkeeper talks to customer who sold gold necklace to the gold shop in Bangkok, Thailand, Thursday, April 16, 2020. With gold prices rising to a seven-year high, many Thais have been flocking to gold shops to trade in their necklaces, bracelets, rings and gold bars for cash, eager to earn profits during an economic downturn.(AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Harga Emas Meroket di Thailand. IAP/Sakchai Lalit)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas seolah terjebak di rentang yang sempit pada level tertingginya sejak November 2012. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi faktor yang menghambat harga logam mulia ini untuk tembus ke level US$ 1.800 per troy ons.

Mengawali perdagangan pekan ini pada Senin (25/5/2020) harga emas dunia di pasar spot dibanderol US$ 1.730,74/troy ons. Harga emas melorot 0,19% dibanding harga penutupan pada pekan lalu. 



Potensi kenaikan dolar AS masih menjadi faktor penghambat harga emas untuk cetak rekor baru. Hal ini tercermin dari kenaikan indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS di hadapan enam mata uang lain yang menguat sejak 21 Mei lalu.

Emas ditransaksikan dalam mata uang dolar AS, sehingga keperkasaan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal terutama bagi pemegang mata uang selain dolar AS.





Ketegangan yang meningkat antara AS dan China membuat harga emas naik dan saham mengalami koreksi. Kenaikan harga bullion akibat meningkatnya tensi geopolitik sebenarnya berpotensi membuat harga logam mulia menembus level US$ 1.800 per ounce seperti yang didambakan.

"Investor mungkin melihat sejarah berulang sebagai ketegangan geopolitik - dengan China di pusat - menghidupkan kembali kekhawatiran tentang perang perdagangan lain," kata ahli strategi ING, sebagaimana diwartakan Kitco. Meskipun harga emas mengalami reli pada Jumat (22/5/2020), logam mulia telah terjebak dalam kisaran yang cukup sempit. 

"[Harga] emas begerak dengan sangat baik. Kami melihatnya turun dari bawah bersama dolar yang lebih kuat. Emas menguji US$ 1.722, yang merupakan rata-rata pergerakan harga selama 20 hari. Ini jadi hal yang menggembirakan memasuki periode akhir pekan yang panjang, "kata ahli strategi pasar senior LaSalle Futures Group, Charlie Nedoss, kepada Kitco News, Jumat. "Ini adalah kenaikan yang sangat besar ketika dolar AS mengalami penguatan."

Dalam jangka pendek, ketegangan geopolitik sebenarnya dapat menghambat kenaikan harga emas lebih lanjut karena berpotensi meningkatkan dolar AS. Hal ini disampaikan oleh  kepala strategi global TD Securities, Bart Melek.

"Setiap kali ketegangan itu terjadi, Anda memiliki RMB Cina melemah dan dolar AS menguat. Hal ini bahaya untuk emas. Ketika dolar AS menguat, emas tidak dalam keadaan baik. Dalam jangka pendek, ketegangan ini kemungkinan akan membuat orang lebih aman berlindung dalam dolar AS dan emas bisa menderita," jelas Melek. "Untuk jangka panjang, lain ceritanya" begitu tambahnya.



Penting juga untuk mencermati bagaimana ketegangan geopolitik ini berdampak pada pemulihan ekonomi global secara keseluruhan dan apakah faktor ini berpotensi "memaksa bank sentral untuk berbuat lebih banyak," kata kepala strategi pasar SIA Wealth Management, Colin Cieszynski, melansir Kitco News.

Kombinasi pasar ekuitas yang cukup kuat, dolar AS yang menguat dan kekhawatiran akan deflasi dalam jangka pendek mmbuat emas berada dalam kisaran yang sempit seperti sekarang ini. 

Namun sebenarnya pasar sedang dalam mode wait & see untuk saat ini. Hal ini disampaikan oleh Cieszynski. Ia menambahkan bahwa tekanan ke atas maupun ke bawah untuk harga emas masih terbatas. 

"Emas telah bergerak dengan stabil dan menunggu untuk melihat bagaimana keadaan. Emas masih memiliki potensi menguat dengan semua stimulus bank sentral. Pada saat yang sama, kita berada pada tahap mulai membuka kembali dan tidak ada lagi kepanikan, "katanya.

Cieszynski cenderung melihat outlook netral untuk emas dalam jangka pendek.  Namun bullish dalam jangka panjang dengan level resistensi utama berikutnya berada di US$ 1.820. 


[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Semesta Mendukung, Harga Emas Diizinkan Cetak Rekor Baru Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular