
Dunia Tegang karena Ancaman Perang, Harga Emas Bangkit Lagi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 May 2020 09:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami koreksi yang dalam, harga emas dunia pagi ini mencoba bangkit seiring dengan kekhawatiran akan kembali tegangnya hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China.
Pada perdagangan Jumat (22/5/2020) di pasar spot harga emas global naik 0,18% ke US$ 1.728,38/troy ons. Kemarin harga logam mulia ambles hingga 1% seiring dengan adanya profit taking mengingat harga emas sudah naik tinggi sekali hingga mencapai level tertinggi sejak Oktober 2012.
Aksi mencairkan cuan yang dilakukan investor terjadi di tengah retaknya hubungan Washington-Beijing akibat merebaknya wabah corona. Ada kekhawatiran bahwa konflik ini akan tereskalasi dari sekedar perang dagang saja. Prospek pemulihan ekonomi pun menjadi kian tak pasti.
"Saham secara signifikan menunjukkan [titik] overbought, banyak uang mengalir ke industri teknologi, jadi ada ketakutan perdagangan di sana setelah Anda mulai bersantai ... Emas akan berada di bawah karena adanya tekanan ketika orang mencoba dan meningkatkan modal," kata Phil Streible , kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, mengutip Reuters.
"Tapi situasi ini bukan sebuah kejatuhan bagi [harga] emas. Ini [emas] hanya mengalami kemunduran, itu saja", tambahnya
Indeks utama Wall Street surut seiring meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran akan hubungan Sino-AS. Indeks volatilitas yang mencerminkan ketakutan investor naik 30 poin dalam waktu singkat semalam.
Emas kadang-kadang bergerak seiring dengan pasar saham tahun ini, terutama karena aksi jual tajam mendorong investor untuk menjual logam mulia dan beralih ke uang tunai atau untuk menutupi margin call.
Faktor lain yang juga membebani emas adalah dolar yang lebih kuat. Indeks dolar yang jadi saingan aset safe haven juga meningkat di tengah ketegangan hubungan AS-China.
Dolar AS merupakan mata uang yang digunakan untuk transaksi emas. Sehingga ketika dolar AS menguat harga emas yang sudah melambung tinggi jadi semakin mahal terutama bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas mencoba bangkit kembali setelah jatuh lantaran prospek ekonomi yang suram membuat investor tetap memburu emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai (hedge) dari potensi inflasi dan penurunan nilai mata uang di masa depan akibat banjir stimulus yang saat ini terjadi dalam rangka menyelamatkan perekonomian.
"Namun dengan adanya sejumlah besar stimulus moneter yang sudah digelontorkan dan kebutuhan untuk itu masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan serta adanya risiko inflasi semuanya membuat bullish untuk [harga] emas dalam jangka panjang." Kata analis OANDA, Craig Erlam.
Pembuat kebijakan bank sentral AS yakni the Federal Reserve mengakui adanya kemungkinan langkah-langkah untuk memberi dukungan lagi jika penurunan ekonomi masih terus berlanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Rekor Terus-terusan, Harga Emas Kini Ambles Jadi US$ 1.743/oz
Pada perdagangan Jumat (22/5/2020) di pasar spot harga emas global naik 0,18% ke US$ 1.728,38/troy ons. Kemarin harga logam mulia ambles hingga 1% seiring dengan adanya profit taking mengingat harga emas sudah naik tinggi sekali hingga mencapai level tertinggi sejak Oktober 2012.
"Saham secara signifikan menunjukkan [titik] overbought, banyak uang mengalir ke industri teknologi, jadi ada ketakutan perdagangan di sana setelah Anda mulai bersantai ... Emas akan berada di bawah karena adanya tekanan ketika orang mencoba dan meningkatkan modal," kata Phil Streible , kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, mengutip Reuters.
"Tapi situasi ini bukan sebuah kejatuhan bagi [harga] emas. Ini [emas] hanya mengalami kemunduran, itu saja", tambahnya
Indeks utama Wall Street surut seiring meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran akan hubungan Sino-AS. Indeks volatilitas yang mencerminkan ketakutan investor naik 30 poin dalam waktu singkat semalam.
Emas kadang-kadang bergerak seiring dengan pasar saham tahun ini, terutama karena aksi jual tajam mendorong investor untuk menjual logam mulia dan beralih ke uang tunai atau untuk menutupi margin call.
Faktor lain yang juga membebani emas adalah dolar yang lebih kuat. Indeks dolar yang jadi saingan aset safe haven juga meningkat di tengah ketegangan hubungan AS-China.
Dolar AS merupakan mata uang yang digunakan untuk transaksi emas. Sehingga ketika dolar AS menguat harga emas yang sudah melambung tinggi jadi semakin mahal terutama bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas mencoba bangkit kembali setelah jatuh lantaran prospek ekonomi yang suram membuat investor tetap memburu emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai (hedge) dari potensi inflasi dan penurunan nilai mata uang di masa depan akibat banjir stimulus yang saat ini terjadi dalam rangka menyelamatkan perekonomian.
"Namun dengan adanya sejumlah besar stimulus moneter yang sudah digelontorkan dan kebutuhan untuk itu masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan serta adanya risiko inflasi semuanya membuat bullish untuk [harga] emas dalam jangka panjang." Kata analis OANDA, Craig Erlam.
Pembuat kebijakan bank sentral AS yakni the Federal Reserve mengakui adanya kemungkinan langkah-langkah untuk memberi dukungan lagi jika penurunan ekonomi masih terus berlanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Rekor Terus-terusan, Harga Emas Kini Ambles Jadi US$ 1.743/oz
Most Popular