Penjualan Mobil Drop 90%, Layakkah Saham Otomotif Dilirik?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 May 2020 15:31
Suasana both pameran kendaraan listrik di acara IEMS 2019 Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (4/9). Ajang pameran khusus kendaraan bermotor listrik pertama di Indonesia. Acara ini merupakan upaya atau inisiatif untuk memperdalam dan memperluas pemahaman masyarakat Indonesia mengenai kendaraan bermotor listrik sebagai salah satu contoh disruptiv technology terbaru. Sejumlah 45 exhibitor IEMS 2019 yang diikuti kementerian BUMN, akademisi, Stakeholder, Industri komponen pendukung, dan para pelaku industri otomotif merek ternama,  yang berasal dari Jepang, China, Eropa dan Produk dalam negeri Indonesia.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (4/9) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham di sektor otomotif beserta turunannya masih mengalami tekanan sejak awal tahun ini. Kinerja penjualan otomotif pada April 2020 yang anjlok hingga 90% untuk mobil dan 70% untuk sepeda motor menjadikan emiten di sektor ini sangat terpukul pandemi Covid-19.

Pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial di berbagai daerah menyebabkan penjualan otomotif menurun sangat tajam. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil pada April 2020 turun 90,6% atau hanya terjual 7.871 unit saja dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya 84.056 unit.

Jika dibandingkan penjualan Maret 2020, turun 89,7% dengan penjualan 76.811 unit. Ini menandai pelemahan terburuk sepanjang sejarah.


Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas mengatakan, emiten di sektor otomotif beserta turunannya masih akan terkoreksi seiring dengan masih berlakunya kebijakan pembatasan sosial.

"Emiten di sektor otomotif sifatnya memang discretionary dan sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan saat ini kemungkinan masih tertekan di tengah merosotnya penjualan," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (22/5/2020).

Kresna Sekuritas masih merekomendasikan pembelian saham PT Astra International Tbk (ASII) kendati kinerja di bisnis otomotif mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun ini.

Hal ini menyebabkan laba bersih secara konsolidasi turun 7,8% secara tahunan menjadi Rp 4,81 triliun dari periode sebelumnya Rp 5,21 triliun.

Namun demikian, laba Astra masih berpontensi naik hingga akhir tahun dan punya dana cukup untuk melakukan ekspansi karena mendapatkan dana Rp 16,9 triliun dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Dana ini juga kemungkinan akan dipakai untuk pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham ASII pada Juni mendatang.

"Sehingga kami naikkan menjadi buy [rekomendasi beli] dari sebelumnya hold, target pembelian Rp 4.235 per saham," tulis Kresna Sekuritas, dalam publikasinya, dikutip Jumat (22/5/2020).

Saham ASII sejak awal tahun masih melemah 42,67% dan invetor mengakumulasi jual bersih Rp 1,65 triliun di seluruh pasar.

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Penjualan Mobil Melonjak 900%, tapi Avanza Kehilangan Pamor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular