Juni Bakal Hidup Normal, Begini Respons Pengelola Mal

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 May 2020 14:43
Suasana pengunjung mall di Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu 11/3/2020.  Pengelola pusat perbelanjaan lebih serius melakukan antisipasi penyebaran virus corona menyusul adanya Pasien positif Corona (COVID-19) kasus nomor 25 meninggal dunia. Pasien tersebut merupakan warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun. Dikutip dari Berita CNBC Indonesia Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan sebelum adanya pengumuman kasus positif, pengelola mal hanya menyediakan hand sanitizers bagi pengunjung untuk cuci tangan. Setelah, ini akan ada antisipasi pencegahan khususnya pada bagian-bagian yang berpotensi terjadi penularan. Pantauan CNBC Indonesia Mall di kawasan Bekasi ini terlihat beberapa orang yang lalu lalang berdatangan. Salah satu pegawai mall mengatakan kondisi di mall ini belum bisa dibilang terlihat sepi karena Corona,
Foto: Suasana Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menginginkan agar aktivitas di pusat perbelanjaan kembali dibuka dengan melonggarkan pembatasan sosial (PSBB). Upaya ini dilakukan agar perusahaan penyewa tetap bisa bertahan di tengah kondisi yang sulit akibat pandemi Covid-19.

Hal ini disuarakan Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan merepons dampak dari pandemi yang menyebabkan hampir 200 mal anggotanya harus menutup operasi sementara.

"Harapannya begitu, mal kembali dibuka, tergantung dari pemerintah. Kita mematuhi protokol PSBB," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/5/2020).


Dia pun merespons wacana pemerintah yang akan melonggarkan pembatasan sosial agar perekonomian domestik tak terjatuh lebih dalam lagi di kuartal kedua, terlebih lagi jadi momen yang penting Ramadan dan Idul Fitri.

"Wacana pembukaan Juni saya rasa bagus, supaya ekonomi bisa hidup lagi," terangnya.

Catatan CNBC Indonesia, ada 197 mall anggota APBI yang harus tutup sementara. Hal ini tidak lepas dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diperpanjang hingga 22 Mei mendatang. Ia mengatakan, beberapa mall yang sudah buka di luar wilayah yang menerapkan PSBB menjadi kewenangan pemerintah daerah. "Tergantung kebijakan dari pemdanya, anggota tetap patuh," ujarnya.

Ridwan mengatakan penutupan mal berdampak besar terhadap pendapatan tenant atau penyewa lapak. Mereka sudah tidak lagi mendapat pemasukan sebagaimana mestinya. Impaknya, banyak penyewa gerai atau tenant yang kesulitan membayar biaya sewa saat ini.

Hal ini berdampak pada kesulitan mall dalam membiayai biaya operasional, di antaranya upah karyawan hingga biaya listrik dan air, yang jumlahnya juga tidak sedikit.

Beberapa emiten ritel seperi PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sudah membuka sebagian gerainya, terutama di wilayah yang tidak menerapkan kebijakan PSBB.

"Kami sudah membuka kembali beberapa gerai kami secara bertahap di daerah yang non-PSBB. Sampai hari ini sudah ada 92 gerai," kata kata Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo, saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (14/5/2020).



Meski tetap dibuka, ia memastikan manajemen tetap melakukan monitor yang ketat dan menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

"Di gerai yg telah dibuka, kami menerapkan social distancing dan juga pemeriksaan temperatur, menyediakan hand sanitizer, meniadakan ruang fitting, dan mewajibkan pengunjung utk menggunakan masker," katanya.

Emiten ritel lainnya, PT Ramayana Lestari Santosa Tbk (RALS), membuka 105 toko terutama di Jawa. Informasi ini disampaikan Ramayana melalui Twitter perseroan.

Untuk di Jawa di antaranya Ramayana Cibubur, Ramayan Sleman, Madiun, Ramayana Graha Cijantung, Ramayana Cengkareng, Ramayana Kebayoran Lama, Ramayana Gresik, dan Ramayana Plaza Pratama Bekasi.





(hps/hps) Next Article Saat Mal Buka, APPBI Harap Penjualan Akan Kembali Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular