Gara-gara Rugi Kurs, Laba Pakuwon Jati Ambrol 90% di Q1-2020

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 June 2020 14:37
Kota Kasablanka Mall (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)
Foto: Kota Kasablanka Mall (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik mal Kota Kasablanka dan Gandaria City, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan penurunan laba bersih yang drastis sepanjang kuartal I-2020.

Laba bersih perusahaan ambrol 90,73% secara year on year (YoY) menjadi Rp 66,76 miliar di akhir Maret lalu dari senilai Rp 720,95 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Jumat (26/6/2020), nilai laba per saham juga terpaksa jatuh menjadi Rp 1,39 dari sebelumnya Rp 14,97.

Pos yang mengalami penurunan yang sangat signifikan adalah rugi kurs. Perusahaan membukukan kerugian kurs mata uang asing mencapai Rp 557,62 miliar dari periode yang sama tahun 2019 yang justru untung Rp 63,02 miliar. Pada periode ini perusahaan juga mengalami penyusutan pendapatan bersih sebesar 3,53% dari senilai Rp 1,71 triliun menjadi sebesar Rp 1,65 triliun.

Suasana Mal Kota Kasablanka (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)Foto: Suasana Mal Kota Kasablanka (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)
Suasana Mal Kota Kasablanka (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)

Penurunan pendapatan ini terutama terjadi karena turunnya penjualan kondominium dan kantor, kendati demikian terjadi peningkatan pada penjualan tanah dan bangunan. Sementara pendapatan sewa ruangan naik menjadi Rp 416,88 miliar dari sebelumnya Rp 399,64 miliar.

Sejumlah beban perusahaan juga mengalami peningkatan hingga akhir 3 bulan pertama tahun ini. Beban penjualan naik menjadi Rp 52,68 miliar dari Rp 51,01 miliar, diikuti oleh naiknya beban umum dan administrasi menjadi Rp 76,75 miliar dari Rp 72,23 miliar. Beban keuangan juga ikut naik menjadi Rp 69,35 miliar dari Rp 60,55 miliar.

Kerugian dari entitas asosiasi juga meningkat menjadi Rp 2,38 miliar dari sebelumnya hanya senilai Rp 1,01 miliar. Kerugian dari instrumen keuangan derivatif juga terpaksa diderita di periode ini sebesar Rp 53,86 miliar yang sebelumnya untuk Rp 16,10 miliar.

Liabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan dalam 3 bulan menjadi Rp 9,80 triliun dari posisi akhir 2019 senilai Rp 7,99 triliun. Kenaikan terjadi di pos liabilitas jangka pendek yang senilai Rp 4,23 triliun, naik dari Rp 3,37 triliun di akhir Desember tahun lalu dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 5,56 triliun yang naik dari Rp 4,62 triliun.

Sementara itu, tercatat ekuitas perusahaan senilai Rp 16,76 triliun pada 31 Maret 2020, menyusut dari Rp 18,09 triliun di akhir Desember 2019.

Apakah Ada Dampak Covid-19?

Para pengelola mal memang terpukul sejak terjadinya pandemi Covid-19 dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sejak Maret.

Mereka dipaksa menutup usahanya, kalaupun diperbolehkan buka, tenant yang diizinkan beroperasi hanyalah tenant yang bergerak di industri tertentu seperti pasar swalayan, farmasi, dan restoran itu pun dengan catatan tidak boleh makan di tempat.

Pembukaan mall baru mulai dilakukan awal pekan lalu 15 Juni di DKI Jakarta dengan catatan sejumlah batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh para pengelola dan pengunjung mal.

Minarto BasukiCorporate Secretary PWON, mengatakan segmen usaha pusat perbelanjaan di Jakarta memang mengalami pembatasan operasional. Jam operasional dan sebagian besar tenant tidak bisa membuka usaha dengan diberlakukannya PSBB di Jakarta mulai awal April 2020.

"Pengurangan jam operasional pusat perbelanjaan di Surabaya mulai akhir Maret 2020 dan pembatasan/penutupan operasional tenant-tenant tertentu sesuai PSBB untuk Surabaya yang berlaku mulai akhir April 2020," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI.

"Ya, berdampak pada pembatasan operasional saja, antara 1 hingga 3 bulan," kata Minarto ketika ditanya BEI soal dampak.

Adapun pengendalian arus kas antara lain dengan mengurangi beban operasional dan menunda/mengurangi belanja modal (capex), meningkatkan upaya pemasaran dengan memanfaatkan database terintegrasi yang dimiliki perseroan (sales video call, dan lainnya), dan meningkatkan upaya pemasaran dan promosi melalui media digital (media sosial dan website).

"Selain itu menjalin komunikasi aktif dengan para stakeholder perseroan untuk secara bersama-sama mengurangi dampak krisis dan pemulihan usaha dan mempercepat program-program transformasi proses bisnis yang telah direncanakan untuk efisiensi proses kerja," jelasnya.

"Melaksanakan protokol pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dalam operasional perseroan, meningkatkan program-program CSR untuk meringankan beban rumah sakit dan warga terdampak di sekitar wilayah operasional perseroan," katanya.

Dia mengatakan pendapatan triwulan 1 2020 turun low single digit seiring turunnya pengakuan pendapatan development income pada triwulan 1 2020.

"Sebab utama penurunan laba bersih triwulan 1 2020 adalah kerugian kurs mata uang asing (sedangkan triwulan 1 tahun 2019 mengalami keuntungan kurs)."


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anti Mainstream, Laba Pakuwon Jati (PWON) Melesat Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular