
Angka Pengangguran Naik ke 6,2%, Dolar Australia di Rp 9.530
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 May 2020 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (14/5/2020) akibat lonjakan pengangguran di Negeri Kanguru.
Dolar Australia pagi ini melemah 0,56% ke Rp 9.530,73/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut menjadi yang terendah sejak 4 Mei lalu. Tetapi semakin siang posisi dolar Australia membaik, pada pukl 12:35 WIB berada di level Rp 9.577,7/US$ atau melemah tipis 0,07%.
Biro Statistik Australia pagi tadi melaporkan tingkat pengangguran di bulan April naik menjadi 6,2% dari bulan sebelumnya 5,2% dari total angkatan kerja.
Kenaikan tingkat pengangguran tersebut menggambarkan dampak buruk pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian dan pasar tenaga kerja.
Selain naiknya tingkat pengangguran, sepanjang bulan April juga terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja sebanyak 594.300 orang. Sebabnya, kebijakan karantina wilayah (lockdown) guna meredam penyebaran pandemi Covid-19.
Kabar baiknya, lockdown di Australia sudah dilonggarkan, sehingga ada harapan pasar tenaga kerja akan membaik.
Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison Jumat (8/5/2020) lalu mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.
Tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.
Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.
Sementara itu rupiah juga tidak dalam kondisi bagus akibat memburuknya sentimen pelaku pasar setelah Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell memberikan outlook yang agak suram bagi perekonomian Paman Sam, yang diprediksi membutuhkan waktu lama untuk bangkit.
Ketika raksasa ekonomi dunia sedang suram, negara-negara lainnya juga akan terdampak, akibatnya sentimen pelaku pasar memburuk, dan aset-aset berisiko serta mata uang emerging market berguguran.
"Akan butuh waktu untuk kembali seperti sebelum sekarang. Pemulihan kemungkinan akan terjadi dalam tempo yang lebih lebih lambat dari perkiraan," kata Powell, dalam paparan di hadapan Kongres AS secara virtual.
Selama risiko kesehatan (bahkan kehilangan nyawa) masih tinggi, Powell menegaskan akan sulit bagi dunia usaha untuk menggenjot ekspansi. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja menjadi sangat terbatas (bahkan berkurang drastis) sehingga rumah tangga juga mengalami penurunan pendapatan.
"Ini membuat ekonomi akan mengalami periode produktivitas rendah dan pendapatan yang stagnan dalam waktu yang lebih lama. Dukungan fiskal mungkin membutuhkan biaya yang tidak murah, tetapi layak jika mampu membantu menghindari kerusakan ekonomi jangka panjang dan memperkuat peluang menuju pemulihan," papar Powell.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Dolar Australia pagi ini melemah 0,56% ke Rp 9.530,73/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut menjadi yang terendah sejak 4 Mei lalu. Tetapi semakin siang posisi dolar Australia membaik, pada pukl 12:35 WIB berada di level Rp 9.577,7/US$ atau melemah tipis 0,07%.
Biro Statistik Australia pagi tadi melaporkan tingkat pengangguran di bulan April naik menjadi 6,2% dari bulan sebelumnya 5,2% dari total angkatan kerja.
Selain naiknya tingkat pengangguran, sepanjang bulan April juga terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja sebanyak 594.300 orang. Sebabnya, kebijakan karantina wilayah (lockdown) guna meredam penyebaran pandemi Covid-19.
Kabar baiknya, lockdown di Australia sudah dilonggarkan, sehingga ada harapan pasar tenaga kerja akan membaik.
Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison Jumat (8/5/2020) lalu mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.
Tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.
Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.
Sementara itu rupiah juga tidak dalam kondisi bagus akibat memburuknya sentimen pelaku pasar setelah Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell memberikan outlook yang agak suram bagi perekonomian Paman Sam, yang diprediksi membutuhkan waktu lama untuk bangkit.
Ketika raksasa ekonomi dunia sedang suram, negara-negara lainnya juga akan terdampak, akibatnya sentimen pelaku pasar memburuk, dan aset-aset berisiko serta mata uang emerging market berguguran.
"Akan butuh waktu untuk kembali seperti sebelum sekarang. Pemulihan kemungkinan akan terjadi dalam tempo yang lebih lebih lambat dari perkiraan," kata Powell, dalam paparan di hadapan Kongres AS secara virtual.
Selama risiko kesehatan (bahkan kehilangan nyawa) masih tinggi, Powell menegaskan akan sulit bagi dunia usaha untuk menggenjot ekspansi. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja menjadi sangat terbatas (bahkan berkurang drastis) sehingga rumah tangga juga mengalami penurunan pendapatan.
"Ini membuat ekonomi akan mengalami periode produktivitas rendah dan pendapatan yang stagnan dalam waktu yang lebih lama. Dukungan fiskal mungkin membutuhkan biaya yang tidak murah, tetapi layak jika mampu membantu menghindari kerusakan ekonomi jangka panjang dan memperkuat peluang menuju pemulihan," papar Powell.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular