Rupiah Labil Maksimal, Tapi Tetap Jadi Juara Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 May 2020 15:50
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan perdagangan Senin (11/5/2020), tetapi bergerak sangat labil sepanjang hari. Rupiah keluar masuk zona merah dan hijau silih berganti, tetapi sentimen pelaku pasar yang sedang bagus sebenarnya pada akhirnya membawa rupiah kembali berjaya. 

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah melemah tipis 0,07%, tetapi tidak lama rupiah langsung menguat 0,27% ke Rp 14.850/US$. Setelahnya, rupiah malah berbalik melemah ke 0,2% ke Rp 14.920/US$.

Rupiah kemudian menghabiskan perdagangan di level US$ 14.890/US$ alias stagnan, sebelum akhirnya menguat 0,27% ke Rp 14.850/US$.

Dengan penguatan tersebut, rupiah kembali menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:20 WIB.



Pada perdagangan Jumat (8/5/2020) pekan lalu rupiah berhasil menguat 0,6%, tetapi dalam sepekan masih mencatat pelemahan 0,44%. Pelemahan dalam sepekan tersebut menjadi koreksi "sehat" mengingat rupiah sebelumnya sudah menguat dalam 4 pekan beruntun, dan sepanjang April melesat lebih dari 9%.



Penguatan lebih dari 9% tersebut sepertinya masih terlalu besar bagi rupiah di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang masih memberikan risiko pelambatan ekonomi.

Apalagi pada pekan lalu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih menegaskan jika rupiah akan berada di kisaran Rp 15.000/US$ di akhir tahun. Padahal di akhir April rupiah sudah menyentuh level Rp 14.825/US$.

Gubernur Perry mengatakan dalam jangka pendek rupiah memang akan naik turun dipengaruhi faktor teknikal, dan perkembangan situasi global.

Rupiah di Rp 15.000/US$ di akhir tahun yang diungkapkan oleh Perry memberikan dampak psikologis di pasar, para investor tentunya melihat jika rupiah kembali menguat tidak akan jauh dari level tersebut. Sehingga perlu momentum yang lebih besar agar rupiah bisa melaju kencang lagi.

Sementara itu Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati hari ini mengatakan dampak Covid-19 ke sektor keuangan jauh lebih buruk dibandingkan krisis finansial global 2008.

Dalam jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) periode kuartal I-2020 hari ini, Senin (11/5/2020), Sri Mulyani mengungkapkan sepanjang Januari-Maret 2020 terjadi arus modal keluar dari pasar keuangan Indonesia yang mencapai Rp 145,28 triliun.

Sebagai gambaran, arus modal keluar (capital outflows) kala krisis keuangan global 2008-2009 adalah Rp 67,9 triliun dan kala taper tantrum 2013 yang sebesar Rp 36 triliun.

"Periode Januari-Maret lalu sudah lebih dari dua kali lipat dibandingkan yang terjadi saat guncangan krisis keuangan global," ujar Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNBC]




Membaiknya sentimen pelaku pasar menjadi kunci bagi penguatan rupiah pada hari ini. Ketika sentimen membaik, maka aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi akan menjadi sasaran investasi, rupiah pun mendapat rejeki.

Setelah lama dinanti, Inggris akhirnya mengumumkan rencana pelonggaran lockdown, mengikuti negara-negara Eropa lainnya. Minggu kemarin, Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, mengumumkan mulai Senin (11/5/2020) mengizinkan warga yang tidak bisa work from home kembali bekerja, meski disarankan sebisa mungkin menghindari transportasi public.

Warga Inggris juga sudah diperkenankan berolahraga secara terbatas mulai hari Rabu. PM Johnson akan memberikan lebih banyak detail pelonggaran lockdown hari ini.

Sementara itu dari Amerika Serikat, Jumat pekan lalu waktu setempat Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang bulan April terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 20,5 juta orang, dan tingkat pengangguran melonjak menjadi 14,7%, yang merupakan level tertinggi sejak Perang Dunia II.

Kebijakan lockdown dan social distancing di AS guna meredam penyebaran pandemi penyakit Covid-19 menjadi penyebab ambruknya pasar tenaga kerja. Meski demikian, rilis tersebut masih lebih baik dibandingkan prediksi para ekonomi yang disurvei Dow Jones yang memprediksi berkurangnya 21,5 juta tenaga kerja dengan tingkat pengangguran sebesar 16%.



Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, bahkan memprediksi tingkat pengangguran Negeri Paman Sam akan mencapai 25%. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan risk appetite pelaku pasar, bursa saham AS tetap saja menguat di hari Jumat pekan lalu, dan mengirim hawa positif ke Asia pagi ini.

Sebabnya, beberapa negara bagian di AS berencana melonggarkan lockdown, sehingga roda perekonomian bisa berputar kembali dan pasar tenaga kerja akan membaik.

Dua negara bagian yaitu Michigan dan California misalnya, akan mulai melonggarkan social distancing pada Kamis waktu setempat. Dua daerah tersebut merupakan pusat industri manufaktur di Negeri Paman Sam.

Sementara itu dari dalam negeri, Kementerian Perekonomian pekan lalu mengeluarkan sebuah rentang waktu atau timeline pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilonggarkan dalam beberapa fase mulai 1 Juni.

Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.

"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susiwijono sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi COVID-19 mereda.

Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan Kajian Awal tersebut.

"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular