Kasus Corona 23.000 Lebih, Dolar Singapura Kini Rp 10.537

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 May 2020 12:47
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura tidak banyak bergerak melawan rupiah hingga pertengahan perdagangan Senin (11/4/2020). Jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Singapura yang sudah lebih dari 23.000 orang membuat mata uangnya cukup tertekan.

Pada pukul 12:25 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.537,12, dolar Singapura menguat tipis 0,02% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mata uang Negeri Merlion ini masih berada di dekat level terendah satu setengah bulan Rp 10.433,53 yang disentuh 4 Mei lalu.

Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) melaporkan hingga Minggu siang kemarin, terjadi penambahan kasus baru sebanyak 876, sehingga total kasus Covid-19 menjadi 23.336 orang. Dari total tersebut, sebanyak 20 orang meninggal dan 2.721 dinyatakan sembuh.



Menteri Pembangunan Nasional Singapura, yang juga Kepala Gugus Tugas Covid-19, Lawrence Wong pada pekan lalu mengatakan perjuangan melawan virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut baru setengah jalan.

"Ini adalah paruh pertama dari sebuah marathon (penanggulangan Covid-19)," kata Wong, sebagaimana dilansir CNBC International.

Meski demikian Pemerintah Singapura berencana melonggarkan karantina wilayah atau yang disebut "circuit breaker" pada 12 Mei besok. Sebagian aktivitas di sektor industri manufaktur seperti biofarmasi dan petrokimia akan mulai dibuka. Saat ini, hanya sekitar 17% pekerja di Singapura yang boleh beraktivitas di luar rumah.

"Kami belum bisa membuka tempat-tempat hiburan. Sebagai awalan, kami akan fokus ke sektor manufaktur dan peningkatan produksi," ungkap Chan Chun Sing, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar Covid-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.

Namun setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, hingga saat ini sudah lebih dari 23.000 orang, meroket dibandingkan pertengahan Maret lalu yang total kasusnya hanya 200-an.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular