
Bakal Ada Gelombang Kedua Serangan Virus Corona, RI Siap?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
11 May 2020 13:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemangku kebijakan di dunia mengkhawatirkan tren gelombang kedua penyebaran virus corona baru penyebab Covid-19. Fenomena itu tampak di sejumlah negara antara lain Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, hingga China. Lalu, apa respons pemerintah RI terkait hal tersebut?
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, mengungkapkan pemerintah turut memantau perkembangan di negara-negara itu.
"Ada gelombang kedua (penyebaran virus corona) pasca-lockdown. Apa antisipasi kita? Kesadaran kolektif untuk bisa memahami. Selama bangsa dunia belum berhasil menemukan vaksin, maka kita tak boleh kendor, tak boleh lengah. Presiden ingatkan, jangan kendor meski beberapa daerah mengalami penurunan kasus. Ini dibarengi kesadaran kolektif yang lebih tinggi," kata Doni usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo via konferensi video, Senin (11/5/2020).
Menurut dia, permasalahan terkait pandemi Covid-19 tidak hanya bisa ditangani pemerintah pusat semata. Dibutuhkan kerja sama dan gotong royong semua pihak, termasuk media.
"Selama ini gugus tugas selalu kampanyekan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas. Di sinilah pentingnya pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas relawan, ormas, dan tentunya harus didukung media. Media memiliki peran strategis. Sekitar 63 persen sosialisasi bisa berhasil dari TV dan radio. Kami ajak media membantu program pemerintah," kata Doni.
"Ini bagian dari perang kita melawan wabah dan kita harus bersatu dari pusat sampai daerah bahkan tingkat desa dan RT, RW. Kedepankan tokoh nonformal yang selama ini didengar masyarakat," lanjut eks Panglima Kodam Siliwangi itu.
Seperti diketahui, tren gelombang kedua penyebaran virus corona telah menjadi sentimen di kalangan investor. Sebagai contoh di AS yang menunjukkan laju penambahan pasien baru di AS sedikit meningkat selepas pelonggaran social distancing. Sejak 5-8 Mei, berturut-turut terjadi kenaikan 1,66%, 1,9%, 2,12%, dan 2,38%.
Tidak cuma di AS, di beberapa negara lain juga ada kekhawatiran serupa. Di Korsel, kasus Covid-19 meningkat karena penyebaran di sebuah klub malam yang menyebabkan 34 orang terinfeksi. Ini terjadi usai pemerintah Negeri Ginseng melonggarkan aturan social distancing.
Sementara di Kota Wuhan (China) yang merupakan ground zero penyebaran virus corona, terdapat satu pasien lagi setelah belum lama ini ibu kota Provinsi Hubei itu dinyatakan bebas Covid-19. Pasien baru itu tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).
"Kita harus menurunkan sedikit kadar gaya hidup sampai ke titik sudah ada vaksin," jelas Mike Ryan, Kepala Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip dari Reuters.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, mengungkapkan pemerintah turut memantau perkembangan di negara-negara itu.
"Ada gelombang kedua (penyebaran virus corona) pasca-lockdown. Apa antisipasi kita? Kesadaran kolektif untuk bisa memahami. Selama bangsa dunia belum berhasil menemukan vaksin, maka kita tak boleh kendor, tak boleh lengah. Presiden ingatkan, jangan kendor meski beberapa daerah mengalami penurunan kasus. Ini dibarengi kesadaran kolektif yang lebih tinggi," kata Doni usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo via konferensi video, Senin (11/5/2020).
"Selama ini gugus tugas selalu kampanyekan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas. Di sinilah pentingnya pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas relawan, ormas, dan tentunya harus didukung media. Media memiliki peran strategis. Sekitar 63 persen sosialisasi bisa berhasil dari TV dan radio. Kami ajak media membantu program pemerintah," kata Doni.
"Ini bagian dari perang kita melawan wabah dan kita harus bersatu dari pusat sampai daerah bahkan tingkat desa dan RT, RW. Kedepankan tokoh nonformal yang selama ini didengar masyarakat," lanjut eks Panglima Kodam Siliwangi itu.
Seperti diketahui, tren gelombang kedua penyebaran virus corona telah menjadi sentimen di kalangan investor. Sebagai contoh di AS yang menunjukkan laju penambahan pasien baru di AS sedikit meningkat selepas pelonggaran social distancing. Sejak 5-8 Mei, berturut-turut terjadi kenaikan 1,66%, 1,9%, 2,12%, dan 2,38%.
Tidak cuma di AS, di beberapa negara lain juga ada kekhawatiran serupa. Di Korsel, kasus Covid-19 meningkat karena penyebaran di sebuah klub malam yang menyebabkan 34 orang terinfeksi. Ini terjadi usai pemerintah Negeri Ginseng melonggarkan aturan social distancing.
Sementara di Kota Wuhan (China) yang merupakan ground zero penyebaran virus corona, terdapat satu pasien lagi setelah belum lama ini ibu kota Provinsi Hubei itu dinyatakan bebas Covid-19. Pasien baru itu tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).
"Kita harus menurunkan sedikit kadar gaya hidup sampai ke titik sudah ada vaksin," jelas Mike Ryan, Kepala Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip dari Reuters.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular