
Stok Indonesia Menipis, Harga CPO Melesat
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 May 2020 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas unggulan Indonesia dan Negeri Jiran yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini melesat setelah tersiar kabar stok di Indonesia untuk periode Maret mengalami penurunan.
Harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 45 ringgit atau 2,31% ke RM 1.991 pada perdagangan siang ini, Jumat (8/5/2020).
Walaupun mengalami kenaikan yang signifikan, harga CPO masih mencatatkan koreksi sejak akhir April dan masih di bawah level RM 2.000/ton.
Reuters melaporkan, stok minyak sawit di Indonesia turun menjadi 3,42 juta ton pada Maret dari bulan sebelumnya, sementara produksi turun menjadi 3,58 juta ton, kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura, mengutip data Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia.
Harga CPO ditutup lebih rendah pada tiga sesi terakhir, dan telah terkoreksi 5% sepekan ini. Harga mengalami penurunan akibat tertekan oleh sentimen perkiraan stok akhir April di Malaysia yang diprediksi naik 10% dari Maret karena lockdown di berbagai penjuru dunia yang secara tajam mengurangi permintaan.
Faktor lain yang juga jadi sentimen positif untuk harga CPO adalah naiknya harga minyak. Harga minyak cenderung melanjutkan relinya seiring dengan mulai dibukanya kembali perekonomian sehingga permintaan bahan bakar akan membaik dan dibarengi dengan pemangkasan produksi Arab, Rusia & koleganya (OPEC+) juga AS.
Saat harga minyak mentah dunia anjlok signifikan, harga CPO juga terkena dampaknya. CPO merupakan salah satu komponen campuran dalam pembuatan biodiesel yang merupakan substitusi bahan bakar minyak.
Anjloknya harga minyak membuat program biodiesel yang diinisiasi di Malaysia (B20) dan Indonesia (B30) menjadi kurang ekonomis, akibatnya bisa mempengaruhi permintaan sehingga ujung-ujungnya juga menekan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Produksi Naik & Ekspor Turun, Harga CPO Kok Malah Naik?
Harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 45 ringgit atau 2,31% ke RM 1.991 pada perdagangan siang ini, Jumat (8/5/2020).
Walaupun mengalami kenaikan yang signifikan, harga CPO masih mencatatkan koreksi sejak akhir April dan masih di bawah level RM 2.000/ton.
Reuters melaporkan, stok minyak sawit di Indonesia turun menjadi 3,42 juta ton pada Maret dari bulan sebelumnya, sementara produksi turun menjadi 3,58 juta ton, kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura, mengutip data Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia.
Harga CPO ditutup lebih rendah pada tiga sesi terakhir, dan telah terkoreksi 5% sepekan ini. Harga mengalami penurunan akibat tertekan oleh sentimen perkiraan stok akhir April di Malaysia yang diprediksi naik 10% dari Maret karena lockdown di berbagai penjuru dunia yang secara tajam mengurangi permintaan.
Faktor lain yang juga jadi sentimen positif untuk harga CPO adalah naiknya harga minyak. Harga minyak cenderung melanjutkan relinya seiring dengan mulai dibukanya kembali perekonomian sehingga permintaan bahan bakar akan membaik dan dibarengi dengan pemangkasan produksi Arab, Rusia & koleganya (OPEC+) juga AS.
Saat harga minyak mentah dunia anjlok signifikan, harga CPO juga terkena dampaknya. CPO merupakan salah satu komponen campuran dalam pembuatan biodiesel yang merupakan substitusi bahan bakar minyak.
Anjloknya harga minyak membuat program biodiesel yang diinisiasi di Malaysia (B20) dan Indonesia (B30) menjadi kurang ekonomis, akibatnya bisa mempengaruhi permintaan sehingga ujung-ujungnya juga menekan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Produksi Naik & Ekspor Turun, Harga CPO Kok Malah Naik?
Most Popular