Gangguan Logistik & Rantai Pasok Masih akan Ganggu Harga CPO

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 May 2020 13:42
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan komoditas minyak sawit mentah (CPO) masih libur hari ini. Prospek permintaan CPO untuk tahun 2019/20 diperkirakan masih berada dalam tekanan.

Hari ini Bursa Malaysia Derivatif (BMD) masih tutup libur hari raya Idul Fitri. Sebelum libur, harga CPO untuk kontrak pengiriman Juli 2020 ditutup melemah 1,81% ke level RM 2.167/ton. Namun dalam sepekan harga CPO naik 3,63% dalam sepekan (week on week/wow).



Reuters melaporkan stok minyak sawit Malaysia untuk bulan Mei mengalami kenaikan akibat peningkatan output yang terjadi di Sabah yang merupakan produsen terbesar di Negeri Jiran. Hal ini disampaikan langsung oleh Marcello Cultera selaku manager penjualan institusional di Philip Futures, Kuala Lumpur. 

"Open interest untuk minyak sawit cenderung melandai jika dibandingkan dengan tren kenaikan harga seiring dengan perbaikan permintaan di rentang harga yang lebih rendah pada RM 1.940 - RM 2.150" kata Marcello.


Salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia yakni Sime Darby Plantation memperingatkan bahwa pihaknya akan menghadapi tantangan karena gangguan dalam logistik dan rantai pasokan jika terjadi pandemi global yang berkepanjangan. Pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus corona menyebabkan kekurangan tenaga kerja di perkebunan sawit Malaysia.

The Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan permintaan CPO pada periode 2019/20 masih berada dalam tekanan akibat anjloknya harga minyak dan dampak dari merebaknya virus corona yang menurunkan konsumsi minyak nabati.

EIU memperkirakan konsumsi di semua negara konsumen utama, selain China, mengalami penurunan. "Secara keseluruhan, kami sekarang memperkirakan konsumsi minyak sawit global selama 2019/20 total 77,3 juta ton" kata EIU.

Lebih lanjut, pertumbuhan konsumsi akan tetap lambat pada tahun 2020/21, tergantung pada lamanya dampak ekonomi dari pandemi, serta harga minyak kelapa sawit dan minyak mentah. 



[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Produksi Naik & Ekspor Turun, Harga CPO Kok Malah Naik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular