Cerita McDonald's Indonesia & Jejaring Bisnis Keluarga Sosro

tahir saleh, CNBC Indonesia
08 May 2020 11:04
The logo of U.S. company McDonald's is pictured in Rome, Italy August 16, 2018. REUTERS/Max Rossi
Foto: REUTERS/Max Rossi
Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah perjalanan McDonald's bermula 103 tahun yang lalu. Suatu hari pada tahun 1917, Ray Kroc, seorang remaja di AS asal Illinois yang berusia 15 tahun berbohong soal usianya ketika ingin bergabung dengan Palang Merah sebagai sopir ambulans.

Tetapi Perang Dunia I berakhir lebih dahulu sebelum ia menyelesaikan pelatihannya. Saat itu memang tengah berkecamuk Perang Dunia I, perang global terpusat di Eropa yang dimulai 28 Juli 1914 dan resmi berakhir pada 11 November 1918.

Usai perang, Kroc kemudian bekerja serabutan; sebagai pemain piano, penjual cangkir kertas dan penjual Multimixer. Suatu ketika pada 1954, ia mengunjungi sebuah restoran bernama McDonald's Bar-B-Q di San Bernardino, California yang telah membeli beberapa Multimixer-nya.

Di sana ia menemukan sebuah restoran kecil, namun sukses yang dikelola oleh McDonald bersaudara yakni Dick dan Mac McDonald. Ia begitu terpana dengan efektivitas operasi mereka yang sederhana kala itu, tapi fokus.

McDonald bersaudara menyajikan menu terbatas, mereka berkonsentrasi hanya pada beberapa item yakni burger, kentang goreng, dan minuman - yang memungkinkan mereka untuk fokus pada kualitas dan layanan yang cepat.

Pucuk dicinta ulam tiba, mereka mencari agen waralaba baru dan Kroc melihat peluang emas tersebut. Seperti dikisahkan dalam sejarah McDonald's di situs resmi perusahaan, tahun 1955, Kroc mendirikan McDonald's System Inc., cikal bakal dari McDonald's Corporation, dan 6 tahun kemudian membeli hak eksklusif untuk nama dan sistem operasi McDonald. Tahun 1958, McDonald telah menjual hamburger ke-100 juta-nya. Luar biasa.

Salah satu kunci sukses waralaba McDonald's ialah menitikberatkan pada kualitas, layanan, kebersihan, dan nilai.

"Seandainya saya punya batu bata untuk setiap kali saya mengulangi frasa Kualitas, Layanan, Kebersihan dan Nilai, saya pikir saya mungkin bisa menjembatani Samudra Atlantik dengan mereka [kumpulan batu bata bernilai itu]," salah satu kutipan Ray Kroc yang diabadikan situs McDonald's untuk melecut semangat perusahaan.

Kroc adalah seorang pengusaha yang menjadikan McDonald's Corporation salah satu the best di bidang restoran cepat saji, dan mengklaim menjadi yang terbesar di dunia.

Kroc termasuk salah satu dari 100 orang pendiri dan raksasa industri yang paling berpengaruh versi majalah Time. Ia meninggal dunia pada pada 14 Januari 1984.

Kini, setelah 36 tahun berlalu sejak mangkatnya Kroc, McDonald's telah memiliki ribuan restoran yang tersebar di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Bahkan saham perusahaan pun sudah lebih dahulu tercatat (listing) di New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street dengan kode saham MCD. McDonald's melepas saham perdana (initial public offering/IPO) pada 21 April 1965 dengan harga US$ 22,50/saham.

Bursa NYSE mencatat saham MCD diperdagangkan di level US$ 181,12/saham (naik 2,36%) pada penutupan perdagangan 7 Mei 2020, atau setara dengan Rp 2,8 juta/saham (asumsi kurs Rp 15.500/US$).

Situs perusahaan mencatat, sejak IPO, hingga saat ini sudah 12 kali perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split, kebayang berapa keuntungan si pemegang saham MCD sejak IPO.

Kapitalisasi pasarnya kini mencapai US$ 134,48 miliar atau Rp 2.084 triliun.

Perjalanan di Indonesia
Di Indonesia, kabar terbaru soal waralaba McDonald's muncul setelah perusahaan pemegang lisensi MCD di Tanah Air, PT Rekso Nasional Food mengungkapkan menutup gerai ikonik di Sarinah Thamrin, mulai 10 Mei 2020 setelah 30 tahun menempati salah satu sudut pusat perbelanjaan pertama di Indonesia itu.

McDonald's Indonesia terpaksa harus menutup restoran pertamanya di Indonesia tersebut atas permintaan manajemen gedung Sarinah melalui surat resmi yang diterima oleh manajemen McDonald's Indonesia pada Jumat, 1 Mei 2020, pas banget dengan peringatan Hari Buruh Internasional.

Manajemen gedung Sarinah akan melakukan renovasi dan akan melakukan perubahan strategi bisnis pada bangunan milik pemerintah tersebut.


"Kami menyadari restoran McDonald's di Sarinah Thamrin ini merupakan salah satu restoran kami yang penting dan sangat bersejarah, tidak hanya bagi kami namun juga bagi konsumen kami. Bukan hanya karena lokasinya yang strategis, namun juga karena banyak kenangan yang tercipta di sana," ujar Michael Hartono, Direktur Marketing Communications, Digital dan CBI McDonald's Indonesia dalam siaran persnya.

McDonald's Thamrin adalah flagship store yang menjadi tonggak sejarah kehadiran McDonald's di Indonesia. Namun bagi jutaan konsumen McDonald's yang pernah singgah di restoran tersebut, McDonald's Sarinah Thamrin adalah kenangan indah yang telah menciptakan jutaan momen berharga dan tak terlupakan. Begitu kata Michael Hartono.

"Banyak konsumen kami yang memiliki pengalaman pertama bersama McDonald's di Sarinah Thamrin dan sekarang mewariskan pengalaman itu kepada anak-anak mereka dengan tetap menjadi pelanggan setia McDonald's Sarinah Thamrin," tambah Michael.

McDonald's pertama kali dibuka di Sarinah Thamrin pada 14 Februari 1991 dan menjadi restoran McDonald's pertama di Indonesia. Sempat meninggalkan Sarinah Thamrin pada 2009, McDonald's kembali lagi ke Sarinah Thamrin pada 2011 melalui proses tender.

Dengan ditutupnya restoran McDonald's Sarinah Thamrin ini, McDonald's memastikan seluruh karyawan yang selama ini bekerja di restoran tersebut akan tetap mempertahankan pekerjaannya dan direlokasi ke berbagai restoran McDonald's lainnya.

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua konsumen setia kami yang telah bersama-sama membesarkan McDonald's Sarinah Thamrin dan menciptakan berjuta kenangan manis bersama kami di sana, kata Michael.

"Bagi kami, tentu peristiwa ini memiliki kesan yang sangat mendalam karena sejarah, kenangan dan perayaan berbagai peristiwa penting yang selalu bertempat di McDonald's Sarinah. Namun, kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen kami dan mencari lokasi-lokasi strategis yang lain."

[Gambas:Instagram]


Siapa di balik McDonald's Indonesia?

McDonald's pertama kali masuk ke Indonesia pada 1991 dengan membuka restoran pertama di Sarinah, Thamrin. Nama di balik kesuksesan restoran waralaba ini adalah PT Rekso Nasional Food (RNF), anak usaha dari Rekso Group di bawah bendera PT Anggada Putra Rekso Mulia.

Situs resmi McDonald's Indonesia mencatat, pada 2009, RNF menandatangani Master Franchise Agreement dengan McDonald's International Property Company (MIPCO) yang memberikan izin untuk mengoperasikan semua restoran dengan brand McDonald's dan membuka restoran baru di seluruh Indonesia.

Hingga saat ini, RNF telah membuka lebih dari 200 gerai McDonald's tersebar di berbagai kotay ang didukung dengan lebih dari 14.000 karyawan di seluruh Indonesia.

RNF adalah satu dari sekian banyak anak usaha Grup Rekso. Situs resmi grup mengungkapkan, selain RNF, anak usaha lainnya yakni PT Sinar Sosro (Sosro), PT Gunung Slamat (produsen Teh Cap Botol), dan beberapa anak usaha di bidang properti dan kemasan. Adapun Rekso International, divisi di dalam Grup Rekso, bertanggungjawab untuk urusan pemasaran dan penjualan untuk pasar luar negeri.

Doc.Sinar SosroFoto: Doc.Sinar Sosro
Doc.Sinar Sosro



Keluarga Sosro
Tahu minuman dengan merek The Botol Sosro, Fruit Tea, Country Choice, air Mineral Prim-a, Step, dan TEBS? Iya, itu semua diproduksi oleh Sinar Sosro. Perusahaan ini adalah produsen teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.

Mengacu sejarah perusahaan, Sinar Sosro resmi didaftarkan pada 17 Juli 1974 oleh Soegiharto Sosrodjojo (generasi kedua keluarga Sosro) di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28 kelurahan Medan Satria Bekasi. Perusahaan ini didirikan oleh Sosrodjojo, dengan tiga penerus yakni Soegiharto, Soetjipto dan Surjanto.

Sebetulnya, perusahaan ini bermula pada 1940. Saat itu keluarga Sosrodjojo memulai usaha di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merk Teh Cap Botol. Pada 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha keluarga Sosrodjojo.

Semula, tahun 1965 itu, strategi pemasaran mereka lakukan dengan Cicip Rasa yakni mendatangi pusat-pusat keramaian seperti pasar. Lalu mulai memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian teh tidak lagi diseduh langsung di pasar. Tetapi dimasukkan ke dalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka.

"Lagi-lagi cara ini kurang berhasil, karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar," cerita manajemen di situs resminya.

Akhirnya secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dan dikemas ke dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Pada 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh seduh "Teh Cap Botol" dan nama keluarga pendiri yakni "Sosrodjojo".

Selain di dalam negeri, Sosro juga merambah pasar internasional di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia dan Kepulauan Pasifik. Saat ini, Sinar Sosro memiliki 11 pabrik, lebih dari 160 kantor penjualan dan gudang dan sekitar 8.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Grup Rekso/sumber: sites-google.comFoto: Grup Rekso/sumber: sites-google.com
Grup Rekso/sumber: sites-google.com



Pada 2009, Forbes memasukkan Soegiharto Sosrodjojo sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 1,2 miliar, mengalahkan Low Tuck Kwong US$ 1,18 miliar, Eddy William Katuari US$ 1,1 miliar, dan Chairul Tanjung US$ 99 juta. Pada 10 Maret 2010, yang juga sang pewaris dari generasi kedua, Soetjipto Sosrodjojo, meninggal dunia pada usia 77 tahun.

Beberapa literatur menyebutkan Soegiharto di Grup Rekso, dibantu lima anaknya yang semuanya lulusan sekolah di luar negeri. Mereka adalah Peter Soekianto Sosrodjojo, Joseph Soewito Sosrodjojo, Richard S. Sosrodjojo, Kurniati Sosrodjojo dan Sukowati Sosrodjojo. Forbes mencatat lini bisnis konsumen Rekso dipegang putra tertua, Peter dengan andalannya yakni Sinar Sosro. Sementara bisnis minuman rasa, air mineral, dan jus, dijalankan oleh Joseph, sementara RNF dipegang Sukowati.

Sukowati/https://gosipnya.blogspot.comFoto: Sukowati/https://gosipnya.blogspot.com
Sukowati/https://gosipnya.blogspot.com


Adapun Gunung Slamat didirikan oleh keluarga Sosrodjojo pada 1953 setelah mereka menghasilkan teh aromatik pada tahun 1940. Selama periode itu, teh aromatik secara tradisional dikemas dan dikenal sebagai Teh Cap Botol. Selain teh aromatik, PT Gunung Slamat mulai memproduksi juga teh hitam dan teh hijau dalam kantong teh dan paket teh longgar. Beberapa merek lainnya yakni Teh Cap Botol, Teh Celup Sosro, dan Teh Cap Poci.

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas/hps) Next Article 'Depak' McDonalds, Ini Rencana Besar Revitalisasi Sarinah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular