Perdagangan Pertama Mei IHSG Rontok, Ini Penyebabnya

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 May 2020 15:51
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pertama di bulan Mei ditutup dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  lebih dari 2%, menyusul ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari angka PMI dan inflasi April yang rendah. 

Tensi perang dagang antara AS-China meningkat setelah Trump mengancam akan mengenakan tariff impor terhadap China karena buruknya penanggulangan pemerintah China terhadap virus corona di Wuhan November silam.

Sempat turun ke angka 4576 di awal pembukaan perdagangan Senin (4/5/2020) IHSG ditutup di angka 4605 pada sesi I. Pada sesi II, IHSG melanjutkan penurunannya di area 4580 sebelum akhirnya naik dan ditutup kembali di angka 4605,49 atau terkoreksi 2,35%.

Investor asing mencatatkan aksi jual saham senilai di pasar reguler di mana aksi jual asing yang terbsesar terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yaitu sebesar Rp 117 miliar yang menyebabkan harga sahamnya turun sebesar 3,66% ke level harga Rp 2.630/unit.



Saham yang menjadi penopang IHSG hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengalami kenaikan sebanyak 0,97% dan ditutup di harga Rp 26.100/unit. Kenaikan saham BBCA ini dikarenakan pembelian bersih investor asing di saham BBCA senilai Rp 152 Miliar.

Jumlah saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang turun sejumlah 286 Emiten, sedangkan yang naik hanya berjumlah 111 Emiten, dan 141 Emiten sisanya tidak terjadi perubahan harga

BEI kedatangan satu emiten baru yaitu PT Cashlesz Worldwide Indonesia Tbk, Emiten berkode CASH ini mengalami kenaikan sebanyak 9,71% dan ditutup di harga 384

Penurunan IHSG sejalan dengan bursa asia lainya yaitu Hangseng Index Hongkong turun sebesar 4,18%, Straits Times Singapura terkoreksi sebesar 2,22%, sedangkan bursa Jepang tutup sementara karena libur nasional.

Sementara itu dari dalam negeri, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 27,5. Jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011.

Indeks dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atas berarti ekspansi. Data terbaru tersebut menunjukkan kontraksi sektor manufaktur Indonesia yang semakin dalam, akibatnya kinerja rupiah semakin terpuruk. Menurut Markit kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memerangi Covid-19 menjadi penyebab kontraksi tersebut.



Menambah tekanan bagi IHSG, inflasi di bulan April dilaporkan sangat rendah, padahal sudah memasuki bulan Ramadan. Rendahnya inflasi tersebut menjadi salah satu indikasi penurunan daya beli masyarakat yang menurun, akibat banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta penerapan PSBB di beberapa wilayah Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08%. Adapun secara tahunan inflasi berada di 2,67%. Dari 90 kota, BPS melaporkan 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota terjadi deflasi.

"Pergerakan inflasi ini tidak biasa dengan pola sebelumnya, tahun lalu masuk Ramadan dan jatuh pada Mei inflasi meningkat tahun ini justru melambat," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/5/2020).

Situasi Covid-19 ini yang menurut Suhariyanto menyebabkan pola tidak biasa. Permintaan harusnya meningkat apalagi memasuki bulan puasa dan Idul Fitri.

Virus corona terus menunjukkan dampak negatifnya ke perekonomian Indonesia yang membuat sentimen pelaku pasar semakin memburuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps) Next Article IHSG Belum Bisa Move On, Dibuka Hijau Sekarang Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular