IHSG Belum Bisa Move On, Dibuka Hijau Sekarang Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
15 May 2020 09:27
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham domestik tampaknya masih mengalami tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat pembukaan dibuka menguat 0,21% ke level 4.523,53. Namun pada 09:13 WIB, IHSG turun 0,32% ke level 4.499,80, menunjukkan masih banyak sentimen negatif yang mempengaruhi pasar saham domestik. 

Sentimen dari pasar global cenderung mixed, tapi reaksi investor di bursa saham domestik cenderung negatif yang membuat IHSG terkoreksi. Sentimen negatif yang datang dari pasar global dilansir Reuters yang mengabarkan China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR) yang merupakan lembaga think tank dengan afiliasi ke Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu, membuat laporan bahwa Beijing berisiko diterpa sentimen kebencian dari berbagai negara.

Skenario terburuknya, China harus bersiap dengan kemungkinan terjadinya konfrontasi bersenjata alias perang.

Sentimen negatif muncul di pasar domestik pula setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan hingga 13 Mei 2020 realisasi pembelian kembali (buyback) saham yang dilakukan oleh emiten hanya mencapai 5,4% atau sekitar Rp 1,05 triliun dari komitmen awal Rp 19,4 triliun yang diajukan di tengah kejatuhan pasar akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Rendahnya realisasi pembelian kembali oleh emiten tersebut menjadi sinyal negatif dimana emiten masih belum siap membeli saham mereka kembali dan melawan tren pasar.

Sentimen positif dari pasar global sendiri berupa pernyataan dari Kayleigh McEnany, Juru Bicara Gedung Putih, mengungkapkan pemerintahan Trump siap menambah stimulus fiskal untuk memerangi dampak negatif dari wabah virus corona.

"Bapak Presiden sedang mempertimbangkannya. Beliau terbuka untuk itu," kata McEnany, seperti dikutip dari Reuters.



Data yang akan dinanti investor hari ini
adalah rilis data perdagangan internasional (ekspor-impor) periode April 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan median ekspor terkontraksi (tumbuh negatif) -1,91% year-on-year (YoY).

Sedangkan impor terkontraksi jauh lebih dalam yaitu -16,17% YoY. Ini membuat neraca perdagangan mencatatkan defisit tipis US$ 45 juta.

Impor yang terkontraksi begitu dalam menunjukkan kelesuan ekonomi domestik. Padahal biasanya momentum Ramadan-Idul Fitri seperti ini adalah saatnya dunia usaha menggenjot impor, baik itu bahan baku untuk diproduksi di dalam negeri maupun barang konsumsi. Maklum, Ramadan-Idul Fitri adalah puncak peningkatan konsumsi rumah tangga. 

Di AS sendiri kompak ketiga indeks besar semuanya megalami kenaikan setelah merespons sentimen-sentimen ini walaupun sempat dibuka di zona merah ketiganya bisa ditutup menghijau. S&P 500 apresiasi sebesar 1,15%, Nasdaq naik sebesar 0,91%, sedangkan Indeks Dow Jones terbang sebesar 1,62%. Kamis (14/5/2020) Akan tetapi Indeks kontrak berjangka Dow Jones, Dow Futures masih terus turun 0,27% pada pagi hari ini.

Ternyata harga yang sudah murah ini memberikan kesempatan bagi para investor untuk masuk sehingga terjadi penguatan di ketiga indeks ini. "Enough is enough. Mungkin investor melihat bahwa koreksi yang terjadi sudah cukup dalam," kata Dennis Dick, Trader Bright Trading LLC yang berbasis di Las Vegas, seperti dikutip dari Reuters.

Investor asing sendirimasih belum bosan menarik dana mereka di IHSG, pagi ini investor asing kembali melanjutkan aksi jual bersih sebanyak Rp 109 miliar.Saham yang paling banyak dijual asing pagi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sahamnya dijual bersih asing sebanyak Rp 40 miliar yang menyebabkan saham ini terkoreksi sebesar 0,85% ke level harga 2330.

Sedangkan mayoritas bursa Asia bervariatif seperti, Hang Seng Index Hong Kong turun sebesar 0,27%,Nikkei Jepang turun sebesar 0,21%, sedangkan  STI Singapore terapresiasi sebesar 0,07%.


[Gambas:Video CNBC]



TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp) Next Article Perdagangan Pertama Mei IHSG Rontok, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular