Dolar AS di Bawah Rp 15.000, Rupiah Terkuat di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2020 10:05
rupiah melemah terhadap Dollar
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun perkasa di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (30/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 15.157. Rupiah menguat tajam 1,67% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah juga nyaman di jalur hijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.950 di mana rupiah menguat 2,03% dan berada di posisi terkuat sejak 13 Maret.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah menguat 0,72%. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah semakin tebal dan dolar AS sudah berada di bawah Rp 15.000.


Mata uang Asia lainnya memang menguat, tetapi penguatan rupiah adalah yang paling tajam. Alhasil, rupiah jauh berada di atas para tetangganya di 'klasemen' mata uang Benua Kuning.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:





Dari dalam negeri, faktor pendorong penguatan rupiah adalah karena mata uang ini sebelumnya sudah melemah dalam. Sejak awal tahun, bahkan rupiah masih melemah 7,35%.



Depresiasi yang dalam ini membuat rupiah terlalu 'murah'. Rupiah yang sudah murah menjadi menarik untuk dikoleksi.


Fundamental penyokong rupiah juga semakin membaik. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2020 bakal di bawah 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sepanjang 2020, defisit transaksi berjalan bisa di bawah 2% PDB.

Artinya, pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa untuk menyokong rupiah akan lebih baik. Rupiah jadi punya alasan untuk menguat.

Dari sisi eksternal, risk appetite investor juga sedang tinggi karena kabar baik dari AS. Obat buatan Gilead Sciences Inc bernama remdesivir menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk melawan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).


Hasil uji coba pemerintah AS mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 yang diberikan remdesivir punya peluang sembuh 31% lebih tinggi dibandingkan yang diberi obat 'jadi-jadian' (placebo). Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan hasil tersebut sangat signifikan.

"Ini kemajuan yang sangat penting. Ini akan jadi standar penanganan pasien," tegas Fauci, dikutip dari Reuters.

Kabar tersebut membuat pelaku pasar kembali memiliki semangat. Remdesivir tidak hanya diharapkan untuk menyembuhkan pasien corona, tetapi juga menyembuhkan ekonomi yang lumpuh akibat kebijakan pembatasan sosial (social distancing).



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular