BI: Rupiah ke Rp 15.000/US$ di 2020, Kenapa Nggak Rp 10.000?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
22 April 2020 16:48
Perry Warjiyo, Bank Indonensia.
Foto: Perry Warjiyo, Bank Indonensia.
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berulang kali mengatakan rupiah sampai akhir tahun bisa bergerak ke Rp 15.000/ US$. Apa alasannya?

Perry menjelaskan Bank Indonesia (BI) tidak pernah menargetkan nilai tukar. Pasalnya nilai tukar bekerja sesuai dengan mekanisme pasar dan faktor lainnya.

"Kenapa rupiah sampai akhir tahun bergerak ke arah Rp 15.000, kenapa nggak Rp 10.000 gitu ya. Secara fundamental dan teknikal, posisi rupiah masih undervalued. Mestinya bisa menguat." kata Perry dalam video conference, Rabu (22/4/2020).

Rupiah masih undervalued, kata Perry karena diukur secara fundamental dengan inflasi yang rendah di bawah 3% dan current account deficit (CAD) yang rendah di bawah 1,5% pada kuartal I-2020. Sepanjang 2020, CAD juga diprediksi hanya 2%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, 2,5% - 3%.

BI: Rupiah ke Rp 15.000/US$ di 2020, Kenapa Nggak Rp 10.000?Foto: Perry Warjiyo, Bank Indonensia.


Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di perdagangan pasar spot hari ini, masih bergerak dekat level Rp 15.500/US$.

Pada Rabu (22/4/2020), US$ 1 dibanderol Rp 15.520/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,71% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Sebelumnya rupiah sempat melemah 0,97% di Rp 15.550/US$.

"Rupiah bergerak di kisaran Rp 15.500 karena faktor teknikal. Faktor-faktor teknikal ini karena premi risiko dan karena masalah ketidakpastian pasar keuangan global maupun dalam negeri. Juga berkaitan dengan covid-19," kata Perry menjelaskan.

Faktor lain, lanjut Perry karena premi risiko yang terus turun. Sebelum covid-19, BI mencatat volatility index (VIX) berada di angka 18,8. Kemudian merangkak naik saat puncak covid-19 pada minggu kedua Maret 2020 di Indonesia, index ini naik menjadi 83,2. Dan didata terakhir menunjukkan angkanya turun menjadi 43,8.

Puncak pandemi covid-19 ini kata Perry akan terjadi pada triwulan II-2020 atau tepatnya pada bulan April, Mei, dan Juni. Perry berharap pandemi ini akan terus mereda sampai pada triwulan III-2020 atau tepatnya pada Juli dan Agustus.

Apabila pada triwulan IV-2020 covid-19 bisa ditangani, maka premi risikonya pun akan terus menurun. Sehingga pada akhirnya nilai tukar rupiah yang saat ini masih undervalued akan mendekati nilai-nilai fundamentalnya.

"Sehingga itu dasar ke akhir tahun ke arah Rp 15.000. Itu pun Rp 15.000 masih ada faktor-faktor risiko yang mungkin belum semuanya hilang dari covid-19. Khususnya berkaitan dengan ekonominya," jelas Perry.





(dru) Next Article Ramalan Bos BI: Ekonomi RI Kuartal III-2021 Tumbuh 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular