
Laba Sari Roti Naik 20% di Q1, Asing Lepas Saham Rp 207 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen roti merek Sari Roti milik Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan kenaikan kinerja sepanjang kuartal I-2020 di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Mengacu laporan keuangan, laba bersih ROTI di kuartal I ini naik sebesar 20,03% secara year on year (YoY) menjadi Rp 77,84 miliar di akhir Maret 2020 dari periode yang sama tahun lalu Rp 64,85 miliar.
Nilai laba per saham juga mengalami kenaikan menjadi Rp 13,14 dari sebelumnya Rp 10,64.
Namun sayangnya kenaikan laba bersih ini tak sejalan dengan performa saham perusahaan yang secara year to date mengalami koreksi 6,15%. Asing pun sepanjang tahun telah melakukan net sell dari saham ini senilai Rp 206,64 miliar.
Kembali ke kinerja keuangan, penjualan di 3 bulan pertama tahun ini naik 15,30% YoY menjadi senilai Rp 912,87 miliar yang tumbuh dari Rp 791,72 miliar.
Manajemen perusahaan menyebutkan kenaikan pendapatan ini karena terjadi peningkatan volume penjualan di dua kanal penjualan, yakni modern dan tradisional.
Pada kanal tradisional terjadi pertumbuhan penjualan sebesar 26,1% menjadi senilai Rp 227 miliar. Sedangkan di kanal modern terjadi pertumbuhan 13,5% menjadi atau berkontribusi senilai Rp 657 miliar terhadap pendapatan akhir Maret lalu.
"Margin laba kotor 1Q 2020 juga dipertahankan pada kisaran 56,4% dengan peningkatan margin ebitda hingga 18,3% sehingga hasil positif dari kinerja produksi unggul dan efisiensi operasional yang secara berkesinambungan dijalankan perseroan," tulis manajemen dalam siaran persnya, dikutip Rabu (29/4/2020).
Sepanjang periode tersebut perusahaan telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 115,3 miliar, atau sebesar 28,8% dari alokasi tahun ini yang senilai Rp 400 miliar.
Saat ini perusahaan tengah dalam tahap pembangunan dua fasilitas produksi baru di Pekanbaru dan Banjarmasin. Dua pabrik ini ditargetkan akan dapat beroperasi di akhir tahun ini.
Adapun untuk periode 3 bulan ini perusahaan mengalami kenaikan pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang dari akhir Desember 2019 lalu.
Nilai pinjaman bank jangka pendek naik menjadi Rp 96,63 miliar, naik dari Rp 52,12 miliar di akhir tahun lalu. Sedangkan pinjaman bank jangka panjang naik signifikan menjadi Rp 736,67 miliar, dari sebelumnya senilai Rp 205,75 miliar.
Namun demikian, perusahaan berhasil menekan total liabilitas jangka pendek menjadi Rp 700,67 miliar dari Rp 1,10 triliun. Sedang liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp 1,07 triliun dari sebelumnya di akhir Desember 2019 hanya senilai Rp 482,54 miliar.
Selain itu, perusahaan juga mengalami penurunan nilai aset lancar menjadi Rp 1,74 triliun selama tiga bulan dari sebelumnya Rp 1,87 miliar. Sedangkan aset tak lancar naik menjadi Rp 2,91 triliun dari sebelumnya Rp 2,80 triliun.
Tahun lalu, laba bersih ROTI mencapai Rp 301,1 miliar, atau tumbuh 74% dari laba bersih tahun sebelumnya Rp 173 miliar. Pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga naik 20,6% menjadi Rp 3,34 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,77 triliun.
(tas/tas) Next Article Revenue Turun, Laba Sari Roti Q3 Ambles 40% Jadi Rp 127 M