
Tahir Suntik Modal Bank Mayapada Rp 3,75 T, Ada Apa?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
29 April 2020 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Crazy rich Indonesia, Dato' Sri Tahir memutuskan menambah modal PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) senilai Rp 3,75 triliun. Penambahan modal tersebut dilakukan untuk memperkuat permodalan dan mengantisipasi dampak dari pemburukan ekonomi domestik dampak dari virus corona atau covid-19.
Penambahan modal yang pertama dilakukan dalam dua kali oleh pemegang saham pengendali. Pertama, melalui penjualan aset, berupa tiga gedung oleh keluarga Tahir, yang nilainya mencapai Rp 3,5 triliun. Kedua, melalui suntikan modal tunai senilai Rp 252,09 miliar.
"Setoran modal itu untuk memperkuat struktur permodalan. Kami akan melakukan jaga-jaga dalam situasi seperti ini (dampak covid-19). Apalagi hampir semua sektor terkena dampaknya dan kita tidak tahu kapan selesai," kata Corporate Secretary Mayapada Jennifer Ann kepada CNBC Indonesia, melalui sambungan telepon, Rabu (29/4/2018).
"Dengan transaksi ini, bank memperoleh manfaat berupa kepemilikan atas aset dan dukungan dana segar untuk memperkuat struktur permodalan."
Dalam surat perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (28/4/2020), disebutkan Bank Mayapada yang membeli tiga gedung yang juga merupakan milik Keluarga Tahir. Tiga gedung tersebut, adalah Menara Topas, Jakarta; Gedung Perkantoran Mayapada Complex, Surabaya; dan Gedung perkantoran di Bali senilai total Rp 3,5 triliun.
Menara Topas, dan Mayapada Complex dimiliki melalui PT Mayapada Prakarsa Propertindo, sementara gedung di Bali dimiliki pribadi oleh Tahir, dan anaknya Jonathan Tahir.
Selama ini ketiga gedung tersebut disewa Bank Mayapada untuk sebagai operasional unit-unit bisnisnya. "Kebetulan selama ini, kami sudah sudah memakai aset-aset tersebut untuk cabang-cabang. Jadi sekalian saja dibeli," jelas Jeniffer.
Setelah transaksi jual-beli ini selesai, maka pemegang saham pengendali akan menempatkannya sebagai modal. Lalu akan masuk dalam perhitungan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 17%.
"Dana pembelian yang diterima oleh penjual tersebut disetorkan kembali kepada perseroan sebagai dana setoran modal perseroan. Dengan demikian, transaksi tersebut tidak menganggu kondisi keuangan dan justru memperkuat permodalan perseroan," sebut Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi dalam keterbukaan informasi.
Sebelumnya Bank Mayapada juga telah menerima setoran modal senilai total Rp 252,08 miliar dari PT Mayapada Karunia, PT Mayapada Kasih. Kedua perusahaan ini juga merupakan milik Keluarga Tahir.
Penambahan modal ini belum selesai sampai disini. Setelah kedua aksi korporasi ini, Bank Mayapa akan melakukan rights issue untuk memperkuat modal. Besar kemungkinan, total modal baru yang akan diinjeksi mencapai Rp 4,5 triliun.
(hps/tas) Next Article Serap Rights Issue, Konglomerat Tahir Suntik Mayapada Rp750 M
Penambahan modal yang pertama dilakukan dalam dua kali oleh pemegang saham pengendali. Pertama, melalui penjualan aset, berupa tiga gedung oleh keluarga Tahir, yang nilainya mencapai Rp 3,5 triliun. Kedua, melalui suntikan modal tunai senilai Rp 252,09 miliar.
"Setoran modal itu untuk memperkuat struktur permodalan. Kami akan melakukan jaga-jaga dalam situasi seperti ini (dampak covid-19). Apalagi hampir semua sektor terkena dampaknya dan kita tidak tahu kapan selesai," kata Corporate Secretary Mayapada Jennifer Ann kepada CNBC Indonesia, melalui sambungan telepon, Rabu (29/4/2018).
Dalam surat perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (28/4/2020), disebutkan Bank Mayapada yang membeli tiga gedung yang juga merupakan milik Keluarga Tahir. Tiga gedung tersebut, adalah Menara Topas, Jakarta; Gedung Perkantoran Mayapada Complex, Surabaya; dan Gedung perkantoran di Bali senilai total Rp 3,5 triliun.
Menara Topas, dan Mayapada Complex dimiliki melalui PT Mayapada Prakarsa Propertindo, sementara gedung di Bali dimiliki pribadi oleh Tahir, dan anaknya Jonathan Tahir.
Selama ini ketiga gedung tersebut disewa Bank Mayapada untuk sebagai operasional unit-unit bisnisnya. "Kebetulan selama ini, kami sudah sudah memakai aset-aset tersebut untuk cabang-cabang. Jadi sekalian saja dibeli," jelas Jeniffer.
Setelah transaksi jual-beli ini selesai, maka pemegang saham pengendali akan menempatkannya sebagai modal. Lalu akan masuk dalam perhitungan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 17%.
"Dana pembelian yang diterima oleh penjual tersebut disetorkan kembali kepada perseroan sebagai dana setoran modal perseroan. Dengan demikian, transaksi tersebut tidak menganggu kondisi keuangan dan justru memperkuat permodalan perseroan," sebut Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi dalam keterbukaan informasi.
Sebelumnya Bank Mayapada juga telah menerima setoran modal senilai total Rp 252,08 miliar dari PT Mayapada Karunia, PT Mayapada Kasih. Kedua perusahaan ini juga merupakan milik Keluarga Tahir.
Penambahan modal ini belum selesai sampai disini. Setelah kedua aksi korporasi ini, Bank Mayapa akan melakukan rights issue untuk memperkuat modal. Besar kemungkinan, total modal baru yang akan diinjeksi mencapai Rp 4,5 triliun.
(hps/tas) Next Article Serap Rights Issue, Konglomerat Tahir Suntik Mayapada Rp750 M
Most Popular