
Laba Sari Roti Ambles 29% di Q1-2021, Apa Pemicunya?

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Perusahaan produsen roti Grup Salim dengan merek dagang Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), baru saja melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama 2021.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun 2021, ROTI membukukan penurunan pendapatan sebesar 13,79% secara year-on year (YoY) menjadi Rp 787 miliar dari kuartal pertama 2020 yang mencapai Rp 912,87 miliar.
Melalui rilis resmi perusahaan, meskipun mengalami penurunan pendapatan, manajemen menyatakan lega dengan naiknya proporsi penjualan dari kanal tradisional (General Trade) yang naik menjadi 32% pada kuartal pertama 2021 dari sebelumnya di angka 25% secara YoY.
Meskipun begitu pendapatan utama perusahaan masih diperoleh dari kanal modern seperti minimarket dan supermarket.
Penurunan pendapatan juga diikuti dengan turunnya beban pokok perusahaan sebesar 11,65% dari awalnya Rp 398,44 miliar menjadi Rp 352,01 miliar.
Turunnya pendapatan perusahaan ikut menyebabkan amblesnya laba bersih. Tercatat sepanjang 3 bulan pertama tahun 2021, laba bersih ROTI menyusut hingga 29,10% dari semula Rp 79,98 miliar kini hanya mampu membukukan Rp 56,70 miliar.
Aset perusahaan mengalami sedikit apresiasi, naik2,21% secara YoY, menjadi Rp 4,55 triliun dari semula Rp 4,45 triliun. Aset tersebut terdiri dari aset lancar sebesar Rp 1,66 triliun dan sisanya aset tidak lancar sebesar Rp 2,88 triliun.
Walaupun mengalami peningkatan total nilai aset, liabilitas ROTI juga ikut mengalami kenaikan 3,42% dari semula Rp 1,22 triliun kini menjadi Rp 1,26 triliun. Beban tersebut terbagi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp 437,64 miliar dan sisanya liabilitas jangka panjang sebesar Rp 828,72 miliar.
Ekuitas perusahaan mengalami kenaikan kecil dari semula Rp 3,22 triliun menjadi Rp 3,28 triliun pada akhir kuartal pertama 2021, naik 1,74% secara YoY.
Dalam laporan tersebut manajemen ROTI mengatakan bahwa walaupun kinerja kuartal I tahun 2021 menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Manajemen berpendapat bahwa pandemi Covid-19 hingga saat ini tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasi Kelompok Usaha seiring dengan prospek pertumbuhan terhadap permintaan produk roti di Indonesia.
"Walaupun dinamika pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama, Manajemen berkeyakinan bahwa potensi bisnis roti produksi masal di Indonesia masih sangat kuat, didukung oleh laju urbanisasi, peningkatan taraf penghasilan dan pendidikan masyarakat serta gaya hidup milenial yang akan kembali berlanjut seiring dengan optimisme kenormalan baru serta berjalannya program vaksinasi nasional," kata Direktur ROTI, Arlina Sofia dalam keterbukaan informasi di BEI.
Di pasar modal saham ROTI ditutup naik 1,74% di level Rp 1465/saham pada perdagangan Rabu kemarin (28/4). Dalam sepekan terakhir saham ROTI turun 1,01% dan sebulan tumbuh 8,52%. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 9,06 triliun.
Tapi pada awal perdagangan Kamis pagi ini (29/4), saham ROTI minus 1,37% di posisi Rp 1.445/saham.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Pabrik Pekanbaru, Sari Roti sudah Serap Capex Rp 124 M
