
Internasional
Akibat COVID-19, Ekonomi Jerman Diramal Kontraksi 6,6%
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 April 2020 16:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka penyebaran virus corona (COVID-19) semakin tinggi, dengan melebihi 3 juta kasus positif secara global. Guna menekan angka penyebaran lebih lanjut, berbagai negara di dunia menerapkan langkah-langkah kebijakan penguncian (lockdown) atau melakukan pembatasan pada banyak sektor.
Akibatnya, sektor ekonomi per negara dan global terguncang. Kebijakan-kebijakan yang diambil membuat banyak kegiatan ekonomi global terhenti, seperti merugikan bisnis, menyebabkan orang kehilangan pekerjaan, hingga menyebabkan resesi.
Lembaga ekonomi Jerman, IFO (Information and Forschung) pada Selasa (28/4/2020) pihaknya memperkirakan ekonomi akan berkontraksi atau tumbuh negatif 6,6% pada tahun 2020 year-on-year akibat pandemi COVID-19.
Dikatakan ekonomi terbesar Eropa menyusut 1,9% dalam tiga bulan pertama (Q1) pada tahun 2020 dan mengharapkan kontraksi 12,2% pada kuartal kedua (Q2). Sayangnya, IFO mengatakan pengembalian dana ke tingkat sebelum krisis baru akan bisa dilakukan pada akhir tahun 2021 mendatang.
Pekan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya, dengan memperkirakan ekonomi global bakal menyusut 3% tahun ini. Sementara tahun depan ekonomi diperkirakan bakal rebound dan tumbuh 5,8%. Namun, ini hanya merupakan pemulihan parsial.
Kepala ekonom IMF Gita Gopinath bahkan mengatakan dampak wabah ke ekonomi global mungkin bakal masih ada hingga akhir 2021 dan ekonomi hingga saat itu belum bisa pulih sepenuhnya.
Jerman sendiri merupakan negara kelima dengan kasus positif corona terbanyak di dunia, dengan 158.758 kasus. Sedangkan kasus kematian ada 6.126, dan 114.500 kasus berhasil sembuh.
Menurut data Worldometers, sedangkan secara global ada 3.066.449 kasus positif. Di mana 211.663 kasus kematian dan 923.448 kasus berhasil sembuh sejauh ini,
(sef/sef) Next Article 60% Warga Negara Ini Sudah Divaksin, Kasus Covid Malah Naik
Akibatnya, sektor ekonomi per negara dan global terguncang. Kebijakan-kebijakan yang diambil membuat banyak kegiatan ekonomi global terhenti, seperti merugikan bisnis, menyebabkan orang kehilangan pekerjaan, hingga menyebabkan resesi.
Dikatakan ekonomi terbesar Eropa menyusut 1,9% dalam tiga bulan pertama (Q1) pada tahun 2020 dan mengharapkan kontraksi 12,2% pada kuartal kedua (Q2). Sayangnya, IFO mengatakan pengembalian dana ke tingkat sebelum krisis baru akan bisa dilakukan pada akhir tahun 2021 mendatang.
Pekan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya, dengan memperkirakan ekonomi global bakal menyusut 3% tahun ini. Sementara tahun depan ekonomi diperkirakan bakal rebound dan tumbuh 5,8%. Namun, ini hanya merupakan pemulihan parsial.
Kepala ekonom IMF Gita Gopinath bahkan mengatakan dampak wabah ke ekonomi global mungkin bakal masih ada hingga akhir 2021 dan ekonomi hingga saat itu belum bisa pulih sepenuhnya.
Jerman sendiri merupakan negara kelima dengan kasus positif corona terbanyak di dunia, dengan 158.758 kasus. Sedangkan kasus kematian ada 6.126, dan 114.500 kasus berhasil sembuh.
Menurut data Worldometers, sedangkan secara global ada 3.066.449 kasus positif. Di mana 211.663 kasus kematian dan 923.448 kasus berhasil sembuh sejauh ini,
(sef/sef) Next Article 60% Warga Negara Ini Sudah Divaksin, Kasus Covid Malah Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular