
Pasar Saham Bergejolak, Begini Strategi Manajer Investasi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 April 2020 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajer investasi (MI) menilai di tengah pandemi covid-19 membuat kondisi pasar saham global dan domestik mengalami volatilitas tinggi. Ini membuat para pengelola dana reksa dana ini lebih berhati-hati memilih saham sebagai aset dasar (underlying) reksa dana.
Direktur Utama PT BNI Asset Management (BNI-AM) Reita Farianti mengatakan beberapa risiko yang di pasar modal saat ini disebabkan karena masih belum terlihat perkembangan signifikan penurunan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Hal ini memicu tingginya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang bisa membawa resesi ekonomi apabila lockdown yang masih dilakukan di beberapa negara menjadi momok utama.
Selain itu, pandemi ini juga berdampak pada kinerja emiten yang akan mulai tergambar pada kinerja kuartal I-2020 yang akan dirilis selambatnya Mei nanti. Sentimen lainnya yang juga muncul adalah penurunan harga minyak dunia yang sangat signifikan akibat rendahnya demand berakibat pada penuhnya kapasitas storage minyak di berbagai negara.
Namun demikian, sentimen tak sepenuh negatif dengan penurunan yang terjadi di pasar saham membuat valuasi saham menjadi lebih menarik. MI ini melihat valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini berada di PER 10,5x. Sentimen positif jangka pendek adalah posisi rupiah yang mulai menguat.
Selain itu, ekspektasi pelonggaran lockdown di beberapa negara seperti Italia, Spanyol, Jerman dan Amerika Serikat karena penambahan kasus Covid-19 yang sudah terlihat melambat dan stimulus stimulus moneter yang digencarkan berbagai bank sentral.
"Dengan demikian, kami melakukan strategi alokasi aset investasi dengan mempertahankan porsi di pasar saham pada kisaran 89%-92% (neutral to slightly overweight) dengan terus melakukan tactical trading berdasarkan range target harga tertentu dari tiap efek, salah satunya dengan metode contrarian approach," kata Reita kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/4/2020).
Saat ini sektor yang masih dipertahankan oleh BNI-AM masih berbasis ekonomi domestik seperti consumer staple, pharmaceutical dan telco. Sektor ini dinilai masih bertahan di tengah pandemi saat ini.
Hal yang senada disampaikan oleh PT Samuel Asset Management (SAM). MI ini menyebutkan hal yang paling penting di tengah pandemi saat ini adalah memilih aset saham dengan kapitalisasi saham besar dengan dividen menarik.
"Pilihan sektor saham cenderung berbasis domestik yaitu perbankan, telekomunikasi, barang konsumsi, kesehatan dan farmasi. Sektor lain yang mempunyai valuasi menarik seperti ritel, utilitas dan komoditas metal," kata Gema K Darmawan, Investment Strategist SAM kepada CNBC Indonesia, Senin (27/4/2020).
(hps/hps) Next Article IHSG Bakal Tembus 5.500, Ini Sentimen yang Jadi Penopang
Direktur Utama PT BNI Asset Management (BNI-AM) Reita Farianti mengatakan beberapa risiko yang di pasar modal saat ini disebabkan karena masih belum terlihat perkembangan signifikan penurunan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Hal ini memicu tingginya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang bisa membawa resesi ekonomi apabila lockdown yang masih dilakukan di beberapa negara menjadi momok utama.
Selain itu, pandemi ini juga berdampak pada kinerja emiten yang akan mulai tergambar pada kinerja kuartal I-2020 yang akan dirilis selambatnya Mei nanti. Sentimen lainnya yang juga muncul adalah penurunan harga minyak dunia yang sangat signifikan akibat rendahnya demand berakibat pada penuhnya kapasitas storage minyak di berbagai negara.
Selain itu, ekspektasi pelonggaran lockdown di beberapa negara seperti Italia, Spanyol, Jerman dan Amerika Serikat karena penambahan kasus Covid-19 yang sudah terlihat melambat dan stimulus stimulus moneter yang digencarkan berbagai bank sentral.
"Dengan demikian, kami melakukan strategi alokasi aset investasi dengan mempertahankan porsi di pasar saham pada kisaran 89%-92% (neutral to slightly overweight) dengan terus melakukan tactical trading berdasarkan range target harga tertentu dari tiap efek, salah satunya dengan metode contrarian approach," kata Reita kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/4/2020).
Saat ini sektor yang masih dipertahankan oleh BNI-AM masih berbasis ekonomi domestik seperti consumer staple, pharmaceutical dan telco. Sektor ini dinilai masih bertahan di tengah pandemi saat ini.
Hal yang senada disampaikan oleh PT Samuel Asset Management (SAM). MI ini menyebutkan hal yang paling penting di tengah pandemi saat ini adalah memilih aset saham dengan kapitalisasi saham besar dengan dividen menarik.
"Pilihan sektor saham cenderung berbasis domestik yaitu perbankan, telekomunikasi, barang konsumsi, kesehatan dan farmasi. Sektor lain yang mempunyai valuasi menarik seperti ritel, utilitas dan komoditas metal," kata Gema K Darmawan, Investment Strategist SAM kepada CNBC Indonesia, Senin (27/4/2020).
(hps/hps) Next Article IHSG Bakal Tembus 5.500, Ini Sentimen yang Jadi Penopang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular