Rupiah KO, Kurs Dolar Singapura Dekati Rp 10.900

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 April 2020 14:43
dollar singapura (cnbc indonesia/muhammad sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (28/4/2020) hingga mendekati Rp 10.900/SG$. Sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat harga minyak mentah membuat rupiah terpukul, dan dolar Singapura mampu leluasa menguat.

Pada pukul 13:57 WIB, SG$ setara Rp 10.890,39, dolar Singapura menguat 0,92% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Meski demikian, dolar Singapura masih berada dekat level terendah 1 bulan Rp 10.744/SG$ yang disentuh pada Selasa (21/4/2020) pekan lalu. Sejak menyentuh level tersebut, dolar Singapura bergerak menyamping (sideways).

Selain itu sepanjang bulan April hingga Senin kemarin, rupiah sudah menguat lebih dari 5% sehingga rentang terkena aksi ambil untung (profit taking) yang membuat melemah.



Di saat rupiah terkena profit taking, kondisi yang kurang menguntungkan bagi Mata Uang Garuda terjadi akibat ambrolnya harga minyak mentah.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali ambrol hari ini. Senin kemarin harga minyak WTI ambrol sekitar 25%, sementara pada tadi berlanjut ambrol lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel. Pergerakan tersebut memberikan gambaran pasar minyak mentah masih belum stabil setelah pada pekan lalu sempat menyentuh harga minus.

Akibatnya sentimen pelaku pasar memburuk, dan rupiah menjadi tertekan. Sebagai mata uang emerging market, rupiah menjadi kurang menarik ketika sentimen pelaku pasar memburuk, karena dianggap lebih berisiko.

Di sisi lain, dolar Singapura sebenarnya dalam kondisi kurang bagus akibat jumlah kasus penyakit yang disebabkan virus corona (COVID-19) yang masih dalam tren naik.

Akibatnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong memperpanjang kebijakan kebijakan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Seharusnya kebijakan tersebut berakhir 4 Mei, tetapi kini diperpanjang hingga 1 Juni.



Kebijakan tersebut mulai diterapkan pada Selasa (7/4/2020), warga diminta untuk tetap tinggal di rumah, dan sekolah-sekolah juga diliburkan sehari setelahnya. Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka.

Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar COVID-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.

Tetapi setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, kemarin dilaporkan ada kasus baru sebanyak 781 orang, sehingga total menjadi 14.423 kasus, meroket dibandingkan pertengahan Maret lalu yang total kasusnya hanya 200-an.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular