Harga Emas Rehat Dulu, Siap-siap Menuju US$ 1.800/oz?

Haryanto & Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
28 April 2020 06:01
Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Dok ANTAM

Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan Senin kemarin (27/4/2020) turun 0,45% atau sebesar Rp 4.000 menjadi Rp 890.000/gram dari perdagangan Sabtu lalu di level Rp 894.000/gram.

Sebelumnya pada perdagangan Sabtu, harga emas Antam juga turun 0,11% sebesar Rp 1.000 dari posisi harga Jumat yakni Rp 895.000/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah 0,45% berada di Rp 89 juta dari harga Sabtu Rp 89,4 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam juga kembali turun Rp 4.000 menjadi Rp 939.000/gram setelah turun Rp 1.000 ke Rp 943.000/gram pada hari Sabtu kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga terkoreksi 0,48% atau Rp 4.000 ditetapkan pada Rp 838.000/gram, dari posisi Sabtu sebesar Rp 842.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


Penurunan harga emas Antam seiring dengan turunnya harga emas dunia di pasar spot pada hari Jumat kemarin karena investor membukukan keuntungan (taking profit).

Harga emas spot dunia turun 0,4% pada US$ 1.724,29/troy ons, sementara harga emas berjangka AS ditutup turun 0,6% pada US$ 1.735,60/troy ons, melansir dari CNBC Internasional.

Sentimen negatif turunnya harga emas muncul setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani paket stimulus senilai US$ 484 miliar yang akan mendanai untuk pinjaman usaha kecil, rumah sakit dan tes corona masal di AS. Hal tersebut mendorong bursa saham Wall Street mencatatkan kenaikan pada perdagangan akhir pekan kemarin dan menekan safe haven emas.

Kendati demikian, melansir dari CNBC Internasional, kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO, Tai wong mengatakan "Kami melihat aksi ambil untung jangka pendek dalam harga emas,".

"Namun, emas bertahan di dekat level tertinggi karena investor ritel dan institusional telah secara konsisten membeli emas karena neraca global yang semakin membengkak dan prospek ekonomi global tetap sangat tidak pasti," tambah Wong.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(tas/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular