Boy Thohir Buka Suara Dampak Covid-19 ke Batu Bara & Adaro

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 April 2020 15:42
Pengusaha Boy Thohir saat memberi tanggapan kepada tim CNBC Indonesia di Kantor Adaro, Jakarta, Selasa (24/4) Boy Thohir merupakan putra dari salah satu pemilik Astra International Teddy Tohir. Dia juga seorang pengusaha yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia menyelesaikan pendidikan MBA-nya di Northrop University Amerika Serikat. Boy Thohir dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses membawa Adaro Energy sebagai perusahaan batu bara terbesar di Indonesia.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merevisi target pendapatan maupun laba bersih pada tahun ini. Keputusan tersebut mempertimbangkan dampak dari tertekannya hampir seluruh lini bisnis karena pandemi Covid-19.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy, Garibaldi Thohir atau yang biasa disapa Boy Thohir menjelaskan, dampak Covid-19 telah menyebabkan terganggunya permintaan batu bara di India yang sudah menerapkan kebijakan karantina wilayah.

Akan tetapi, menurut Boy Thohir, permintaan batu bara di dalam negeri masih akan tetap ada untuk memasok kebutuhan listrik selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Saya melihat sektor batu bara cukup resilience (memiliki ketahan) di tengah pandemi Covid-19, kita tetap memerlukan listrik," kata Boy Thohir, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (27/4/2020).



Namun demikian, pada tahun ini, lanjut dia, perusahaan akan merevisi target baik dari pendapatan maupun laba bersih. Strategi efisiensi pun dilakukan, termasuk menekan biaya bahan bakar (fuel cost) karena penurunan harga minyak mentah dunia yang cukup drastis belakangan ini.

"Tentunya pasti akan ada revisi dari sisi pendapatan saya yakin tidak akan sebaik tahun lalu, profit akan tertekan. Kami terus melakukan efisiensi, bagaimana bisa survive dalam situasi yang sulit ini," ungkapnya.

Pada tahun 2019, perseroan tercatat membukukan laba bersih US$ 404,19 juta, turun 3,23% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, pendapatan Adaro sevesar US$ 3,46 miliar, juga terkoreksi 5% dari tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Adaro Tak Kebal dari Covid-19, Laba Semester I-2020 Drop 48%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular