
Boeing Batal Suntik Embraer Rp 65 T, Konflik Kian Panas!
tahir saleh, CNBC Indonesia
26 April 2020 07:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Embraer, pabrikan pesawat terbang asal Brasil, menegaskan bahwa Boeing secara salah mengakhiri kesepakatan perjanjian senilai US$ 4,2 miliar atau setara dengan Rp 65 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$). Batalnya kesepakatan dua pabrikan pesawat ini dinilai buruk bagi industri jet komersial yang lagi suram akibat dampak Covid-19.
Dikutip dari CNBC International, pihak Boeing pada Sabtu lalu mengatakan bahwa pembicaraan mengenai kerja sama yang akan memberikan kepemilikan saham Boeing sebesar 80% di unit jet komersial milik Embraer ini akhirnya batal.
Menurut Boeing, Embraer tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian yang berakhir Jumat malam, tetapi Boeing menolak untuk membahas secara spesifik persyaratan yang dinilai tidak sesuai itu.
"Ini sangat mengecewakan. Tetapi kami telah mencapai titik di mana negosiasi terus-menerus [dilakukan] dalam kerangka [perjanjian transaksi merger], ini tidak akan menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan, "kata Marc Allen, Presiden Embraer Partnership and Group Operations, dikutip CNBC International, Minggu (26/4/2020).
Embraer menegaskan pembatalan sepihak ini sangat keliru dan pihaknya menegaskan akan terus meminta solusi dari Boeing atas dampak pembatalan ini.
Menurut dokumen pengajuan Embraer, Boeing juga diharuskan membayar denda US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun jika persetujuan antitrust (kebijakan anti monopoli) dari kesepakatan itu tidak dijamin. Tetapi juru bicara Boeing mengatakan perusahaan tidak percaya dengan adanya biaya atas pembatalan ini.
Bahkan, konflik ini semakin sengit. Boeing dianggap "membuat klaim palsu sebagai dalih untuk menghindari komitmen untuk menyelesaikan transaksi dan membayar Embraer dengan harga pembelian US$ 4,2 miliar," tulis manajemen Embraer.
Kami percaya Boeing telah terlibat dalam upaya sistematis [atas pembatalan transaksi ini] dan [terjadi] pelanggaran berulang-ulang terhadap MTA [Master Transaction Agreement], karena tak mau menyelesaikan transaksi mengingat kondisi keuangannya sendiri dan 737 MAX serta masalah bisnis dan reputasi lainnya," tegas Embraer.
Kesepakatan itu, sebetulnya akan memberi Boeing kontrol atas unit bisnis jet komersial milik Embraer. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membantu Boeing bertumbuh lagi di bisnis pesawat komersial agar bisa bersaing dengan rival abadinya di Eropa, Airbus. Airbus, juga lebih dahulu mengambil bagian lewat program pesawat penumpang A220 dari Bombardier, Kanada.
(tas/tas) Next Article AS Hantam Huawei, China Bakal Blokir Pembelian Boeing?
Dikutip dari CNBC International, pihak Boeing pada Sabtu lalu mengatakan bahwa pembicaraan mengenai kerja sama yang akan memberikan kepemilikan saham Boeing sebesar 80% di unit jet komersial milik Embraer ini akhirnya batal.
Menurut Boeing, Embraer tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian yang berakhir Jumat malam, tetapi Boeing menolak untuk membahas secara spesifik persyaratan yang dinilai tidak sesuai itu.
Embraer menegaskan pembatalan sepihak ini sangat keliru dan pihaknya menegaskan akan terus meminta solusi dari Boeing atas dampak pembatalan ini.
Menurut dokumen pengajuan Embraer, Boeing juga diharuskan membayar denda US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun jika persetujuan antitrust (kebijakan anti monopoli) dari kesepakatan itu tidak dijamin. Tetapi juru bicara Boeing mengatakan perusahaan tidak percaya dengan adanya biaya atas pembatalan ini.
![]() |
Bahkan, konflik ini semakin sengit. Boeing dianggap "membuat klaim palsu sebagai dalih untuk menghindari komitmen untuk menyelesaikan transaksi dan membayar Embraer dengan harga pembelian US$ 4,2 miliar," tulis manajemen Embraer.
Kami percaya Boeing telah terlibat dalam upaya sistematis [atas pembatalan transaksi ini] dan [terjadi] pelanggaran berulang-ulang terhadap MTA [Master Transaction Agreement], karena tak mau menyelesaikan transaksi mengingat kondisi keuangannya sendiri dan 737 MAX serta masalah bisnis dan reputasi lainnya," tegas Embraer.
Kesepakatan itu, sebetulnya akan memberi Boeing kontrol atas unit bisnis jet komersial milik Embraer. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membantu Boeing bertumbuh lagi di bisnis pesawat komersial agar bisa bersaing dengan rival abadinya di Eropa, Airbus. Airbus, juga lebih dahulu mengambil bagian lewat program pesawat penumpang A220 dari Bombardier, Kanada.
(tas/tas) Next Article AS Hantam Huawei, China Bakal Blokir Pembelian Boeing?
Most Popular