RI Diam-diam Bisa Jinakkan Corona, Tapi Jangan Mudik Dulu Ya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2020 12:25

Indonesia sebaiknya belajar dari China, ground zero penyebaran virus corona. Meski bermula dari Kota Wuhan, dalam waktu singkat virus ini menyebar ke penjuru China dan seluruh dunia.
Penyebabnya adalah serangan virus terjadi saat warga Negeri Tirai Bambu merayakan Tahun Baru Imlek. Seperti lebaran di Indonesia, tradisi Imlek di China diwarnai dengan mudik ke kampung halaman.
Perayaan Imlek di China bahkan berlangsung selama 40 hari. Tahun ini, perayaan Imlek dimulai pada 10 Januari. Dalam kurun 10 Januari hingga 18 Februari, pemerintah China mencatat warga melakukan sekitar 3 miliar perjalanan.
Pergerakan manusia yang begitu aktif membuat virus menyebar dengan sangat cepat. Pada 20 Januari, jumlah kasus corona di China masih 278 dan terkonsentrasi di Kota Wuhan. Pada 18 Februari, akhir perayaan Imlek, jumlahnya menjadi 72.568. Meroket lebih dari 26.000%!
China terpaksa harus bergerak cepat untuk meredam virus ini. Pemerintah membangun belasan rumah sakit darurat untuk merawat pasien yang tidak tertampung di rumah sakit biasa. Di Wuhan saja ada 15 rumah sakit temporer yang merawat lebih dari 12.000 pasien.
Pemerintah China juga memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di Wuhan dan beberapa daerah lain. Akses keluar/masuk daerah ditutup total. Warga benar-benar tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Transportasi umum juga tidak beroperasi.
Gercep itu membuahkan hasil positif. Kini penambahan kasus baru di Negeri Panda terus melambat, bahkan lockdown di Wuhan pun sudah dicabut.
Nah, Indonesia berisiko mengalami hal yang sama jika mudik Lebaran tahun ini masih ramai. Daerah-daerah yang awalnya relatif adem ayem bisa membukukan lonjakan kasus corona. Bukan tidak mungkin pula menimbulkan korban jiwa. Amit-amit...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Penyebabnya adalah serangan virus terjadi saat warga Negeri Tirai Bambu merayakan Tahun Baru Imlek. Seperti lebaran di Indonesia, tradisi Imlek di China diwarnai dengan mudik ke kampung halaman.
Perayaan Imlek di China bahkan berlangsung selama 40 hari. Tahun ini, perayaan Imlek dimulai pada 10 Januari. Dalam kurun 10 Januari hingga 18 Februari, pemerintah China mencatat warga melakukan sekitar 3 miliar perjalanan.
China terpaksa harus bergerak cepat untuk meredam virus ini. Pemerintah membangun belasan rumah sakit darurat untuk merawat pasien yang tidak tertampung di rumah sakit biasa. Di Wuhan saja ada 15 rumah sakit temporer yang merawat lebih dari 12.000 pasien.
Pemerintah China juga memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di Wuhan dan beberapa daerah lain. Akses keluar/masuk daerah ditutup total. Warga benar-benar tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Transportasi umum juga tidak beroperasi.
Gercep itu membuahkan hasil positif. Kini penambahan kasus baru di Negeri Panda terus melambat, bahkan lockdown di Wuhan pun sudah dicabut.
Nah, Indonesia berisiko mengalami hal yang sama jika mudik Lebaran tahun ini masih ramai. Daerah-daerah yang awalnya relatif adem ayem bisa membukukan lonjakan kasus corona. Bukan tidak mungkin pula menimbulkan korban jiwa. Amit-amit...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular