
34.000 Debitur BCA Finance Relaksasi, KKB Bank Mandiri Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan hampir semua sektor usaha di Tanah Air terganggu. Akibatnya, banyak nasabah yang mengajukan penundaan pembayaran cicilan kredit dan menyebabkan lesunya permintaan kredit kendaraan baru semenjak berlakunya kebijakan bekerja dari rumah dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim menjelaskan, dampak pandemi menyebabkan 34.000 debitur mengajukan relaksasi, namun yang baru disetujui baru 3.100 debitur dengan nilai plafon kredit Rp 3,3 triliun.
Roni melanjutkan, ada beberapa kriteria yang berhak mengajukan relaksasi pembiayaan, antara lain, pekerja sektor informal atau pengusaha UMKM dengan nilai pembiayaan di bawah Rp 10 miliar. Selanjutnya, lama angsuran minimal sudah berjalan selama 6 bulan dan tidak memiliki tunggakan sebelum 2 Maret 2020.
BCA meyakini, jumlah debitur yang akan mengajukan restrukturisasi akan terus bertambah.
"Kami melihat program restrukturisasi ini sebagai solusi bukan beban. BCA Finance menawarkan 3 skema berbeda yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing konsumen," kata Roni, saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2020).
BCA Finance adalah anak usaha dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sementara itu, pandemi virus corona juga menyebabkan permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun. Hal ini juga sudah dirasakan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
"Pembiayaan otomotif Bank Mandiri sudah mulai menunjukkan penurunan di bulan April 2020 ini. Hal ini terutama disebabkan tutupnya beberapa pabrikan Tanah Air selain karena pemberlakuan social distancing dan PSBB, juga karena terganggunya pasokan bahan baku produksi dari China," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan, kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2020).
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, sejak awal tahun hingga Maret 2020, penjualan mobil domestik mengalami penurunan 7% menjadi 236.825 unit dari periode yang sama pada tahun 2019 yakni 254.332 unit.
Penurunan penjualan pada Maret 2020 cukup dalam, atau terkoreksi 15% menjadi 76.800 unit kendaraan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 90.368 unit kendaraan semenjak diberlakukannya kebijakan bekerja dari rumah diikuti pembatasan sosial setelahnya.
(tas/tas) Next Article Restrukturisasi Kredit Capai Rp 987 T, Leasing Tembus Rp194 T
