Efek Covid-19

Bank Mega Pastikan Layanan Tetap Normal di Tengah Covid-19

Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
22 April 2020 17:10
Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank mega.
Foto: Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank mega.
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk (MEGA) memastikan layanan perbankan tetap berjalan normal di tengah pandemi Covid-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di berbagai daerah. Layanan perbankan Bank Mega tetap bisa dilakukan melalui cabang, internet banking, dan mobile banking.

"Hanya ada dua cabang yang tutup karena berada di mal, dan malnya tutup. Selebihnya masih berjalan meski jam operasional yang lebih pendek. Untuk nasabah yang bekerja dari rumah ada solusi digital yang sudah kami siapkan," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/04/2020).

Untuk informasi perbankan, nasabah bisa menelpon call center atau chatbot lewat WhatsApp yang menggunakan intelligent robot. Melalui layanan ini nasabah bisa mengakses informasi produk Bank Mega, hingga lokasi ATM.

Sementara untuk transaksi perbankan, dapat menggunakan internet banking dan aplikasi terbaru dari Bank Mega yakni M-Smile, yang bisa diaktifkan langsung tanpa harus datang ke bank. Aplikasi ini bisa diunduh di Playstore, dan pastikan menggunakan nomor handphone yang telah terdaftar di Bank Mega.


"Bisa diaktifkan langsung dengan petunjuk sederhana, 2-3 menit sudah bisa digunakan. Nasabah bisa melakukan transaksi finansial, mengakses informasi kartu kredit, layanan ini diharapkan lebih praktis, nyaman, dan aman," katanya.

Selain memastikan layanan perbankan tetap berjalan normal, Kostaman juga optimistis Bank Mega bisa menjaga kinerja selama tahun ini meski ada ancaman perlambatan ekonomi akibat Covid-19.

Dia memaparkan faktor pertama dari keyakinan tersebut adalah rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di 24,7%, naik dibandingkan Maret 2019 yakni 24,25%.

"CAR Bank Mega jauh lebih tinggi dibandingkan dengan CAR bank sistemik di 13,5%," ujar Kostaman.

Faktor kedua, tuturnya, adalah likuiditas yang sangat longgar. Hal tersebut tercermin dari loan to deposits ratio (LDR) di level 67,48%, lebih rendah dibandingkan Maret 2019 di level 71,31%. Angka LDR Bank Mega menunjukkan masih memiliki ruang yang longgar dalam penyaluran kredit ke depannya.

Kostaman menambahkan bahwa faktor ketiga adalah rasio efisiensi yang cukup tinggi. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang berada di level 69,7% di kuartal I-2020. Rasio BOPO tersebut lebih rendah dibandingkan dengan setahun sebelumnya 72,2%.



"BOPO Bank Mega 69,7% ini menunjukkan Bank Mega melakukan efisiensi biaya," ujarnya.

Adapun faktor yang keempat adalah peningkatan fee based income (FBI). Hal ini, menurutnya, wajib dilakukan karena ada tantangan penurunan volume kredit sehingga menurunkan pendapatan bunga bersih (NII). Pada kuartal I-2020, FBI Bank Mega melesat 21% menjadi Rp 723 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 599 miliar.

Bank Mega berhasil meraih laba bersih senilai Rp 669,39 miliar di kuartal I-2020, melesat 38,4% dibandingkan kuartal I-2019 senilai Rp 483,67 miliar. 

[Gambas:Video CNBC]







(tas/tas) Next Article Lampaui Industri, Begini Kinerja Bank Mega di 2020

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular