
Terendah Sejak 2001, Minyak Brent Anjlok di Bawah US$20/barel
![[DALAM] Harga Minyak Drop](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/04/21/9df6cbdb-ad16-4140-90cc-20cea52fd6ef_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah Brent untuk patokan pasar Asia dan Eropa turun di bawah US$ 20/barel untuk pertama kalinya dalam 19 tahun terakhir, merosot lebih dari seperempat pada Selasa (21/4/2020) akibat pandemi Covid-19.
Data CNBC International yang mengacu Bursa ICE mencatat, harga minyak Brent pada Selasa waktu Indonesia, pukul 17.54 WIB, berada di level US$ 21,50/barel, turun 16%. Namun harga Brent yang juga jadi patokan pasar Indonesia ini sempat di level US$ 18,10/barel, turun US$ 7,50 atau 29%, menjadikan level terendah sejak akhir 2001.
Adapun harga minyak untuk patokan pasar AS, West Texas Intermediate (WTI), juga turun di bawah US$ 0/barel karena pandemi Covid-19 menekan permintaan dan meningkatkan kekhawatiran bahwa penyimpanan produksi minyak akan melimpah akibat tertahannya rantai ekonomi seiring dengan lockdown beberapa negara.
Perdagangan hari terakhir untuk kontrak Mei ini, yakni Selasa (21/4/2020) pukul 8.30 WIB, harga minyak WTI berada di posisi US$ 1,10/barel. Sebelumnya pada penutupan Senin (20/4/2020), harga WTI sempat jatuh ke teritori negatif dan berakhir di -US$ 37,63/barel di Bursa NYMEX.
Deadline perdagangan Mei yang segera berakhir pada 21 April ini, namun tidak dibarengi dengan banyaknya permintaan atas minyak tersebut menjadi penyebab harganya ambles sedalam-dalamnya, terparah dalam sejarah. Pasokan masih melimpah tapi pembelian sangat langka.
Sementara itu, mengacu data CNBC, harga minyak WTI untuk kontrak Juni juga turun 3,44% di level US$ 16,93/barel, dan sempat terendah di level US$ 11,79/barel, sementara tertinggi sempat di posisi US$ 22,58%. Secara year to date atau tahun berjalan, harga WTI ambles 72,23%.
Trump Bakal Setop Impor Minyak dari Saudi?
Senin kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menghentikan impor minyak mentah dari Arab Saudi.
Langkah ini diambil Trump sebagai langkah untuk mendukung industri pengeboran domestik yang babak belur akibat pandemi Covid-19.
"Ya, saya akan melihatnya," kata Trump dalam konferensi pers harian, dikutip dari Reuters. Dia juga menambahkan jika ia sudah mendengar proposal itu.
"Kami tentu memiliki banyak minyak, jadi saya akan melihatnya [mempertimbangkan setop impor]," katanya.
Jatuhnya harga minyak WTI menjadi ancaman bagi industri minyak AS. Trump menggambarkan penurunan harga minyak terendah dalam sejarah itu sebagai penurunan jangka pendek dan terimbas dari "tekanan finansial".
Trump menegaskan anjloknya harga minyak terjadi di tengah rendahnya permintaan, karena negara-negara sudah memberlakukan pembatasan dan karantina wilayah (lockdown) untuk mengekang penyebaran virus.
"Masalahnya adalah tidak ada yang mengendarai mobil di mana pun di dunia. Pabrik ditutup, bisnis tutup," kata Trump. "Kami benar-benar memiliki banyak energi untuk memulai [memulihkan perekonomian], khususnya [stok] minyak, dan tiba-tiba mereka [harganya] ambles 40%, 50%."
Dia mengatakan kelompok produsen global yang dikenal sebagai OPEC + telah sepakat untuk memangkas produksi sekitar 15 juta barel per hari. Trump juga menegaskan bahwa pelemahan harga minyak ini dapat memaksa terjadinya penurunan ekonomi.
"Mereka [negara produsen, termasuk OPEC+] harus berbuat lebih banyak di pasar, itu adalah hal yang sama di sini. Jika pasar berjalan seperti ini adanya [harga tetap turun], [aktivitas] orang akan melambat, atau mereka akan berhenti. Itu akan otomatis terjadi," kata Trump.
Trump pun menegaskan kembali bahwa pemerintahannya berencana untuk menambah cadangan minyak mentah untuk keperluan darurat di negara itu ketika harga turun di pasaran.
(tas/tas) Next Article Harga Minyak to The Moon di 2020? Ini Ramalan JPMorgan
