Efek Covid-19

Garuda, AirAsia & Malindo Potong Gaji Karyawan, Demi Survive!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 April 2020 17:18
Garuda Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan di industri penerbangan tak terelakkan. Tiga maskapai penerbangan sudah mengambil langkah berani dengan memangkas gaji eksekutif dan staf guna bertahan dari dampak pandemi virus corona (Covid-19) yang menghantam semua send-sendi perekonomian, tak hanya Indonesia, tapi juga global.

Ketiga maskapai yang informasinya sudah menyeruak di publik ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), AirAsia Group, dan Malindo (perusahaan patungan Lion Air Group dan Malaysia National Aerospace and Defence Industries).

Manajemen Garuda Indonesia disebutkan bakal melakukan pemotongan pembayaran take home pay (THP) karyawan mulai April ini hingga Juni mendatang. Pemotongan gaji ini akan dilakukan mulai dari level direksi dan komisaris hingga ke staf perusahaan dengan besar pemotongan 10%-50%.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan keputusan direksi Garuda Indonesia tersebut yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor JKTDZ/SE/70010/2020.

"Iya benar, itu kebijakan internal [perusahaan]," kata Arya kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/4/2020).

Adapun berdasarkan surat edaran tersebut, disebutkan komponen THP ini terdiri atas gaji, honorarium, uang saku, fasilitas khusus, tunjangan tetap, iuran kesehatan pensiun, flight allowance serta travel allowance dan/atau termasuk di dalamnya perhitungan guarantee hour allowance.

Namun demikian, perusahaan memastikan bahwa pemotongan ini bersifat akumulasi. Manajemen akan mempertimbangkan kembali untuk membayarkan potongan tersebut ketika kondisi dinilai sudah membaik.

Berikut rincian pemotongan THP yang dilakukan perusahaan maskapai pelat merah ini.

No.

Kategori

Besaran Pemotongan

1.

Direksi dan Komisaris

50%

2.

VP, Captain, First Officer dan Flight Service Manager

30%

3.

Senior Manager

25%

4.

Flight Attendant, Expert dan Manager

20%

5.

Duty Manager dan Supervisor

15%

6.

Staff (Analyst, Officer atau setara) dan Siswa

10%

Sementara itu, untuk tunjangan hari raya (THR) perusahaan memutuskan untuk tetap akan membayarkannya dengan besaran potongannya sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Namun demikian, perusahaan memutuskan untuk menunda pembayaran bantuan istirahat tahunan, tunjangan tengah tahun dan insentif kinerja hingga waktu yang akan diumumkan nantinya.

Turunnya aktivitas penerbangan sudah tergambar jelas dari data PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II. BUMN pengelola bandara itu melakukan penyesuaian operasional sejak 1 April 2020 di 19 bandara guna membuat operasional bandara tetap terjaga di tengah pandemi global Covid-19.

Sejak tanggal tersebut, mayoritas bandara yang dikelola perseroan menetapkan status Minimum Operation dengan melakukan optimalisasi fasilitas dan jumlah personel minimum sesuai dengan kebutuhan. Selain Minimum Operation, sebanyak 13 bandara juga mempersingkat jam operasional.

Adapun setelah hampir 2 minggu ditetapkannya status Minimum Operation serta ditambah dengan adanya pengurangan jam operasional sejak beberapa hari terakhir, rata-rata pergerakan pesawat pada 1-13 April 2020 di 19 bandara tercatat 698 penerbangan/hari. Pada periode tersebut, pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia sekitar 328 penerbangan/hari.

Adapun rata-rata pergerakan pesawat pada Januari - Februari 2020 di seluruh bandara PT Angkasa Pura II tercatat 1.100 penerbangan/hari dan di bulan Maret 2020 sebanyak 800 penerbangan/hari.

"Masyarakat mematuhi imbauan untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian, sehingga memang traffic penerbangan berkurang," kata  Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin, dalam keterangan resmi.


Berikutnya: AirAsia di halaman berikutnya>>


[Gambas:Video CNBC]

 

AirAsia Group terlebih dahulu menegaskan akan melakukan pemangkasan gaji karyawan. Hal itu dijelaskan oleh pendiri dan bos AirAsia Group, Tony Fernandes, di akun Instagram resminya, @TonyFernandes. Dia mengatakan kondisi ini adalah yang pertama kali terjadi selama membangun AirAsia dalam 20 tahun terakhir.

[Gambas:Instagram]


"Ketika Kamarudin [Kamarudin bin Meranun, Non-Independent Executive Chairman] dan saya memulai AirAsia 20 tahun lalu, kami punya mimpi setiap orang bisa mendapatkan kesempatan untuk terbang. Tapi sayangnya, kesempatan itu sedang hilang untuk saat ini," kata Tony.

"Kondisi saat ini tidak pernah terbayangkan dan tak ada yang bisa memprediksi. Jadi kami ingin terbuka dan transparan dengan kondisi saat ini," katanya.

Dia menyebutkan perusahaan tidak mendapatkan pemasukan akibat 96% armada perusahaan tidak beroperasi di tengah upaya untuk meminimalkan tingkat penyebaran pandemi corona.

Sementara perusahaan juga masih punya komitmen dari sisi biaya bahan bakar, dan beban sewa pesawat (leasing) yang juga terus berjalan. Kondisi ini tak bisa dinafikan, bahwa industri penerbangan tengah terkena hantaman yang cukup keras tanpa terkecuali juga dirasakan bagi AirAsia.

Sebab itu, dia menegaskan bahwa dirinya dan Kamarudin tidak mengambil gaji dalam periode ini. "Kamarudin dan saya tidak akan mengambil gaji selama periode ini," katanya.

Selain itu, seluruh karyawan juga telah menerima tawaran kebijakan pemangkasan gaji sementara dengan besaran antara 15-75%, tergantung dengan tingkat senioritas. Cara ini menurut dia menjadi satu-satunya strategi bertahan yang dapat ditempuh oleh perusahaan di tengah pandemi ini.

"Kami berterima kasih kepada mereka [para karyawan] atas pengertian dan pengorbanan ini," imbuhnya. "Kami juga berterimakasih dan apresiasi atas loyalitas kepada para penumpang setiap AirAsia, dan berharap kalian semua sehat selalu dan kita bisa bisa melewati ini semua. Kami meminta maaf banyak rencana perjalanan Anda yang terganggu dengan kondisi ini."

Tony juga menegaskan perseroan tetap berkomitmen melayani pelanggan dan memberikan pengembalian tiket atau refundkepada para penumpang. Hanya saja dia berharap penumpang bisa menerima tawaran kredit untuk pembatalan penerbangan ketimbang pengembalian dana. Pelanggan akan mendapatkan refund dalam waktu 12 minggu hingga 16 minggu ke depan.

Selain itu, Tony yang juga mantan Direktur Warner Music Malaysia ini juga meminta kepada 1.800 karyawannya untuk tetap melayani penumpang.

"Kami tidak selalu sempurna tetapi kami berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk semua orang," tegasnya.



NEXT: Malindo Air>>

Salah satu maskapai penerbangan bertarif murah alias low cost carrier (LCC) yang masuk Grup Lion Air, Malindo Air yang berbasis di Malaysia juga mengeluarkan kebijakan untuk memotong gaji karyawan hingga 50% demi bertahan di tengah pandemi virus corona.

Perusahaan penerbangan patungan antara Malaysia National Aerospace and Defence Industries (51%) dan Lion Air (49%) ini juga memberlakukan cuti selama 2 pekan tanpa bayaran.

Kepala Eksekutif Malindo Air, Mushafiz Mustafa Bakri, mengatakan strategi ini dilakukan untuk mengatasi penurunan pendapatan. Strategi lain yang dilakukan demi bertahan ialah penangguhan penerbangan, meminta pemasok menunda pembayaran, dan meminta staf menjadi sukarelawan cuti tanpa bayaran.

"Dengan hati yang berat, dengan tidak banyak piihan konkret lainnya, kami mengharapkan anda [para karyawan] mengambil potongan pembayaran gaji pokok hingga 50 persen dalam beberapa bulan ke depan sampai kondisi normal kembali," kata Mushafiz, dalam memo yang dikirim Jumat, 6 Maret 2020, dikutip dari Reuters, Sabtu (7/3/2020).

Selain itu, sebagai bagian dari pemotongan gaji, karyawan diminta untuk mengurangi jumlah hari kerja mereka hingga 15 hari sebulan. Malindo Air, cabang Malaysia Lion Air Indonesia, tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Sementara Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan Lion Air Group akan terus dan masih memantau perkembangan hari per hari (daily basis) dari situasi terkini.

"Terkait kebijakan strategis menghadapi situasi/kondisi saat ini yang terjadi masih dibahas oleh manajemen internal. Fokus Lion Air Group saat ini adalah memastikan seluruh awak pesawat, staf dan penumpang (tamu) yang menggunakan jasa Lion Air Group aman, dengan tetap mengedepanka aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan penerbangan," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/4/2020).

Malindo mulai beroperasi pada 22 Maret 2013, dan menjadi maskapai penerbangan pertama yang mengoperasikan B737-900ER dengan dua kelas baru di Malaysia.

Penerbangan perdana maskapai ini berangkat dari Kuala Lumpur ke Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 22 Maret 2013 dan sejak itu diperluas ke Thailand, India, Indonesia, Singapura dan Nepal dengan penerbangan internasional pertama yang berangkat ke Dhaka, Bangladesh pada 28 Agustus 2013.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular