
Modal Asing Bakal Deras Mengalir, BI Pede Rupiah Perkasa
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 April 2020 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan terus menguat. Salah satu penyebabnya adalah optimisme bahwa arus modal asing bakal deras mengalir ke pasar keuangan Tanah Air, terutama ke obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).
Pada Jumat (17/4/2020) pukul 14:49 WIB, U$ 1 setara dengan Rp 15.430. Rupiah menguat tajam 1.,09% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, kembali menegaskan bahwa kurs rupiah masih terlalu murah (undervalued) dibandingkan fundamentalnya. Oleh karena itu, Perry pede bahwa rupiah akan terus bergerak stabil cenderung menguat ke arah Rp 15.000/US$ pada akhir 2020.
Penguatan rupiah, lanjut Perry, akan didorong oleh arus modal asing (capital inflow) di pasar keuangan. Selama 14-16 April, BI mencatat arus modal asing adalah Rp 2,9 triliun. "Inflow ini sebagian besar ke SBN," katanya dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Jumat (17/4/2020).
Berdasarkan data historis, tambah Perry, arus modal asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak dan berlangsung lebih lama ketimbang arus modal keluar (capital outflow). Sepanjang 2011-2019, rata-rata outflow dari SBN adalah Rp 29,2 triliun dalam waktu empat bulan.
Namun, inflow ternyata lebih deras dan lebih lama. pada 2011-2019, inflow di SBN rata-rata adalah Rp 229,1 triliun dala waktu 21 bulan.
"Itu mendasari keyakinan kami bahwa periode Covid-19 ini setelah mereda akan terjadi inflow yang jauh lebih besar dan dalam periode yang lebih lama. Itu mendasari nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Jumat (17/4/2020) pukul 14:49 WIB, U$ 1 setara dengan Rp 15.430. Rupiah menguat tajam 1.,09% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, kembali menegaskan bahwa kurs rupiah masih terlalu murah (undervalued) dibandingkan fundamentalnya. Oleh karena itu, Perry pede bahwa rupiah akan terus bergerak stabil cenderung menguat ke arah Rp 15.000/US$ pada akhir 2020.
Berdasarkan data historis, tambah Perry, arus modal asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak dan berlangsung lebih lama ketimbang arus modal keluar (capital outflow). Sepanjang 2011-2019, rata-rata outflow dari SBN adalah Rp 29,2 triliun dalam waktu empat bulan.
Namun, inflow ternyata lebih deras dan lebih lama. pada 2011-2019, inflow di SBN rata-rata adalah Rp 229,1 triliun dala waktu 21 bulan.
"Itu mendasari keyakinan kami bahwa periode Covid-19 ini setelah mereda akan terjadi inflow yang jauh lebih besar dan dalam periode yang lebih lama. Itu mendasari nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular