Commerzbank Prediksi Emas Tembus US$ 1.800/oz, tapi Kapan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 April 2020 18:33
Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Secara teknikal, penguatan harga emas masih tertahan akibat indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas level 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.

Harga emas saat ini jauh di atas indikator rerata pergerakan harian (Moving Average/MA) 50 hari, MA 100 hari, dan MA 200 hari, sehingga outlook emas menjadi bullish (tren naik).

Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: Refinitiv


Sehingga penurunan harga akibat indikator stochastic yang overbought bisa dikatakan sebagai koreksi harga.

Tim Riset CNBC Indonesia bahkan sudah memberikan outlook bullish sejak pertengahan tahun lalu.

Level US$ 1.700/troy ons akan menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Meski tidak terlalu kuat, tetapi selama bertahan di atas support (batas bawah) tersebut harga emas berpeluang terus naik menuju US$ 1.746/troy ons (level tertinggi Selasa 14 April). Jika level tersebut dilewati, peluang emas menuju US$ 1.800/troy ons terbuka semakin lebar, bahkan tidak perlu menunggu hingga akhir tahun.

Level support yang kuat terlihat di kisaran US$ 1.635/troy ons.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular