Ekonomi AS Goyah, IHSG Dibuka Bermuram Durja Pagi Ini

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 April 2020 09:14
Bursa efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka memerah. Goyahnya perekonomian akibat pandemi corona kian terasa dan membebani bursa saham global maupun Tanah Air.

Kamis (16/4/2020) pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka stagnan di level kemarin yakni 4.625,9. Pada 09.03 WIB, IHSG bergerak di zona merah dengan koreksi sebesar 1,47% ke level 4.557,967.

Dini hari tadi, Wall Street kembali ditutup dengan wajah murung. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,9%, S&P 500 turun 2,2% dan Nasdaq Composite terpangkas 1,4%.


Wall Street yang bermuram durja juga direspons serupa oleh mayoritas bursa saham utama kawasan Asia pagi ini. Pada 08.45 WIB, mayoritas pasar saham Asia terbenam di zona pesakitan.

Indeks Shang Hai Composite melemah 0,48%, Hang Seng terkoreksi 0,5%, Topix turun 1,08%, KOSPI jatuh 0,52%, Straits Times ambles 0,3% dan KLCI jebiok 0,33%.

Koreksi harga saham yang terjadi di bursa global tak lepas dari sentimen negatif yang datang dari rilis data ekonomi Negeri Paman Sam. Kemarin, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merilis data penjualan ritel bulan Maret.

Mengacu pada data pemerintah AS, penjualan ritel di bulan Maret mengalami kontraksi 8,7%. Jika melihat angkanya, ini merupakan kontraksi bulanan terbesar, bahkan melampaui krisis keuangan global pada 2008 silam.



Tak hanya itu, rilis data ekonomi AS lain juga mengindikasikan bahwa perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sedang goyah. Aktivitas sektor manufaktur regional New York secara tak terduga anjlok signifikan dan terdalam sepanjang sejarah ke negatif 78,2%.

Produksi industri juga ambles 5,4% dan menjadi yang terendah sejak 1946, dan sektir manufaktur juga ambrol 6,3% karena penurunan produksi otomotif sebesar 28% mengingat banyak pabrik yang tidak beroperasi selama masa pandemi.

[Gambas:Video CNBC]



Malam nanti juga akan ada pengumuman klaim tunjangan pengangguran AS untuk periode yang berakhir pada 11 April. Konsensus yang dihimpun Trading Economics menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran AS diperkirakan mencapai 5,1 juta orang,

Indikator-indikator tersebut sudah menunjukkan bahwa ekonomi AS sudah mulai jatuh. Hal ini membuat indeks futures Dow Jones tergelincir 140 poin pada 08.40 WIB.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) merilis hasil kajiannya tentang prospek perekonomian global 2020. Hasilnya? Jangan ditanya sudah pasti buruk. Pandemi corona yang sekarang sudah menginfeksi lebih dari 2 juta orang ini menyebabkan ekonomi global terkontraksi.

IMF mengatakan pandemi corona adalah sebuah fenomena “Great Lockdown” yang memicu terjadinya resesi global. Dalam laporannya itu, IMF mengungkap suramnya gambaran perekonomian dunia tahun ini.

Organisasi yang berbasis di Washington itu memperkirakan ekonomi global akan terkontraksi 3% pada 2020. Skenario ini masih mending.

Jika pandemi tak segera berhenti merebak hingga semester II 2020, maka kontraksi akan bertambah sebanyak 3 poin persentase (pp) menjadi -6%. Padahal, Januari lalu IMF masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3,3% tahun ini.

“Kemungkinan besar tahun ini, ekonomi global akan mengalami resesi yang hebat sejak Great Depression, melampaui krisis keuangan global satu dekade lalu” kata Gita Gopinath, Kepala Ekonom IMF, melansir CNBC International.

Beralih ke dalam negeri. Kemarin neraca dagang Indonesia bulan Maret tercatat mengalami surplus US$ 740 juta melebihi ekspektasi pasar sebesar US$ 540 juta. Penurunan ekspor dan impor yang terjadi juga melandai dibanding bulan sebelumnya.

Namun kabar baik ini tak mampu membuat pasar saham Indonesia terangkat. Kemarin, IHSG ditutup anjlok 1,7%. Investor asing membukukan aksi jual bersih di pasar saham RI mencapai Rp 373 miliar. Sejak awal tahun, net sell asing tercatat mencapai Rp 13,1 triliun.

Sampai saat ini investor masih terus memantau setidaknya tiga hal. 1) Perkembangan kasus pandemi corona 2) Dampak dari keberadaan virus 3) Respons penanganan wabah yang dilakukan oleh Indonesia.

Jumlah kasus corona di Tanah Air terus bertambah. Kini sudah ada lebih dari 5.000 orang yang dinyatakan terinfeksi virus corona di Indonesia. Sebagian besar wilayah Jabodetabek sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun yang perlu disoroti adalah, apakah PSBB ini akan efektif menekan penyebaran virus corona. Karena baru awal hasilnya memang belum terlihat.

Namun jika pada periode PSBB ini tidak ada perbedaan yang signifikan dengan sebelum-sebelumnya, maka penyebaran virus corona akan semakin meluas dan ekonomi RI akan terpuruk. Ujung-ujungnya investor akan semakin berjaga jarak dari bursa saham RI, terutama investor asing.







TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular