
IHSG Menguat Tipis, Bursa Saham RI Gagal jadi Juara di Asia
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 April 2020 11:40

Walau sampai kapan wabah berakhir, waktunya belum diketahui, euforia di pasar saham AS juga tak terlpeas dari perkembangan kasus virus corona yang mulai menunjukkan tanda-tanda membaik.
US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) mencatat pertumbuhan jumlah kasus baru pada 8 April adalah 5,53%. Terendah sejak 29 Februari dan jauh di bawah rata-rata 22 Januari-8 April yang sebesar 20,26%.
Demikian pula dengan jumlah korban meninggal. Pada 8 April jumlah kematian akibat virus corona di AS bertambah 5,72% dibandingkan hari sebelumnya. Ini menjadi yang terendah sejak kasus kematian pertama tercatat pada 29 Februari.
"Pasar saham merayakan kabar baik seputar virus corona. Kabar baik ini memang layak untuk dirayakan," kata Willie Delwiche, Investment Strategist di Baird yang berbasis di Milwaukee, seperti dikutip dari Reuters.
Secara global pun tren pertambahan jumlah kasus juga cenderung menurun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari – 6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona sebesar 12,52% per hari. Sejak minggu terakhir Maret, laju pertumbuhan turun menjadi single digit.
Kabar tersebut lantas membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko agak membaik karena melihat adanya peluang pandemi corona akan segera berakhir dan ekonomi akan berangsur pulih.
Jika berkaca pada China, ketika jumlah kasus sudah mulai turun secara signifikan dan wabah sudah mulai mencapai puncaknya, ekonomi Tiongkok pun menggeliat. Hal itu tercermin dari angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China yang mulai mengindikasikan ekspansi di bulan Maret.
Pada bulan Februari, angka PMI manufaktur China anjlok ke level 35,7. Namun di bulan Maret ketika orang-orang di China sudah kembali bekerja, sektor manufaktur China pun mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari kenaikan angka PMI manufaktur menjadi 50,2. Artinya sektor manufaktur yang tadinya terkontraksi menjadi ekspansif.
Harapan ini lah yang saat ini dirasakan oleh pelaku pasar saat melihat adanya tanda-tanda penurunan kasus dan wabah sudah mencapai puncak secara global walau di sebagian negara masih melaporkan lonjakan kasus. (twg/twg)
US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) mencatat pertumbuhan jumlah kasus baru pada 8 April adalah 5,53%. Terendah sejak 29 Februari dan jauh di bawah rata-rata 22 Januari-8 April yang sebesar 20,26%.
Demikian pula dengan jumlah korban meninggal. Pada 8 April jumlah kematian akibat virus corona di AS bertambah 5,72% dibandingkan hari sebelumnya. Ini menjadi yang terendah sejak kasus kematian pertama tercatat pada 29 Februari.
"Pasar saham merayakan kabar baik seputar virus corona. Kabar baik ini memang layak untuk dirayakan," kata Willie Delwiche, Investment Strategist di Baird yang berbasis di Milwaukee, seperti dikutip dari Reuters.
Secara global pun tren pertambahan jumlah kasus juga cenderung menurun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari – 6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona sebesar 12,52% per hari. Sejak minggu terakhir Maret, laju pertumbuhan turun menjadi single digit.
Kabar tersebut lantas membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko agak membaik karena melihat adanya peluang pandemi corona akan segera berakhir dan ekonomi akan berangsur pulih.
Jika berkaca pada China, ketika jumlah kasus sudah mulai turun secara signifikan dan wabah sudah mulai mencapai puncaknya, ekonomi Tiongkok pun menggeliat. Hal itu tercermin dari angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China yang mulai mengindikasikan ekspansi di bulan Maret.
Pada bulan Februari, angka PMI manufaktur China anjlok ke level 35,7. Namun di bulan Maret ketika orang-orang di China sudah kembali bekerja, sektor manufaktur China pun mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari kenaikan angka PMI manufaktur menjadi 50,2. Artinya sektor manufaktur yang tadinya terkontraksi menjadi ekspansif.
Harapan ini lah yang saat ini dirasakan oleh pelaku pasar saat melihat adanya tanda-tanda penurunan kasus dan wabah sudah mencapai puncak secara global walau di sebagian negara masih melaporkan lonjakan kasus. (twg/twg)
Next Page
Walau Menguat, Asing Masih Jaga Jarak
Pages
Most Popular