RI Perang Lawan Covid-19, Sebaiknya Pilih Investasi Apa?

tahir saleh, CNBC Indonesia
08 April 2020 11:24
Pasar modal masih tertekan di tengah perjuangan Indonesia melawan pandemi virus corona.
Foto: Waspada Covid-19 Warga Inisiatif Laku Pemeriksaan Di lingkungannya. (Andrean Kristianto/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal masih tertekan di tengah perjuangan Indonesia melawan pandemi virus corona (Covid-19). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks acuan utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) begitu tertekan, demikian pula dengan kinerja reksa dana.

Mengacu data BEI, hingga Rabu (8/4/2020), IHSG sudah melorot 26,44% dengan catatan jual bersih (net sell) asing Rp 15,01 triliun di pasar reguler, sementara di pasar non reguler (tunai dan negosiasi) terjadi aksi beli (net buy) asing Rp 2,94 triliun.

Kinerja reksa dana pun sama, tertekan. Lembaga riset reksa dana, Infovesta mencatat sejak awal tahun kinerja reksa dana dalam negeri mayoritas negatif, terutama karena adanya pandemi corona yang berdampak pada pasar modal dalam dan luar negeri.

Sepanjang kuartal I-2020 (Januari-Maret), reksa dana yang paling dalam terkoreksi adalah jenis reksa dana (RD) saham yang kinerjanya sudah ambles 27,58%. Koreksi RD saham ini sejalan dengan pelemahan yang terjadi pada IHSG pada periode yang sama yang melemah 27,95%.

Kinerja terlemah selanjutnya terjadi pada RD campuran yang tercermin pada Infovesta 90 Balance Fund Index yang melemah 15,51%.

"Aksi buyback yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan besar ternyata masih belum mampu mengangkat IHSG secara signifikan," tulis riset Infovesta, dikutip Rabu (6/4/2020).

NoNama IndeksKinerja YTD 31 Maret 2020
(31 Desember 2019 - 31 Maret 2020) (%)
Kinerja MoM 31 Maret 2020
(28 Februari 2020 - 31 Maret 2020) (%)
1Indeks Harga Saham Gabungan-27,95-16,76
2Infovesta 90 Balanced Fund Index-15,51-9,71
3Infovesta 90 Equity Fund Index-27,58-15,96
4Infovesta 90 Fixed Income Fund Index-1,76-3,44
5Infovesta 90 Money Market Fund Index1,290,40
6Infovesta Corporate Bond Index1,410,20
7Infovesta Government Bond Index-1,61-3,31


Lebih lanjut indeks 90 reksa dana pendapatan tetap sepanjang 3 bulan pertama tahun ini terkoreksi lebih tipis sebanyak 1,76%. Padahal reksa dana ini lebih defensif selama 2 bulan pertama namun akhirnya longsor di Maret 2020.


Hal ini terutama disebabkan karena keluarnya investor asing dari pasar surat utang Indonesia dengan nilai mencapai Rp 110 triliun. Sementara penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun ini masih belum berdampak positif pada pasar surat utang.

Menurut Infovesta, rencana pemerintah untuk menerbitkan recovery bond dan bisa melakukan pembelian surat utang di pasar primer ke depannya diharapkan dapat memberikan efek positif untuk reksa dana pendapatan tetap.

Pasar uang
Kabar baiknya, jenis reksa dana yang berkinerja positif dan stabil sejak awal tahun adalah RD pasar uang yang tercermin dari indeks 90 reksa dana pasar uang Infovesta. Sejak Januari hingga Maret, reksa dana ini secara konsisten memberikan imbal hasil (
return) 1,29%.

Semua Reksa Dana Babak Belur di Q1 Gegara Corona, Kecuali...Foto: Kinerja Reksa Dana Jan-Maret 2020/Infovesta


Dihubungi terpisah, Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana, memberikan rekomendasi investasi di tengah situasi saat ini.

Dengan belum pulihnya pasar saham, Wawan merekomendasikan investor untuk mengalokasikan sebanyak 50% dari aset ke instrumen investasi berbasis obligasi.

"Sebesar 50% pada basis obligasi , idealnya SUN [surat utang negara], karena tren suku bunga yang harusnya akan turun lagi investasi pada obligasi menarik dan risiko rugi dalam 3 tahun kecil sekali, kecuali ada yang default [gagal bayar], makanya SUN lebih aman [karena diterbitkan negara],' kata Wawan, Rabu (8/4).

Sementara sebesar 30% dari aset investasi bisa dialokasikan pada instrumen pasar uang, dalam hal ini reksa dana pasar uang. Adapun sisanya yakni 20% bisa dialokasikan pada investasi saham.

"[Sebesar] 30% pada pasar uang untuk buffer [menahan] dan [persiapan dana] kebutuhan mendadak, serta 20% bisa melirik saham, walau sedang tidak pasti tapi valuasi sangat murah," kata Wawan.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Streaming: Ke Mana Arah Reksa Dana? Simak Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular