Obligasi Sepi Peminat, Pemerintah Bayar Bunga Lebih Mahal

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
06 April 2020 13:37
Arus modal yang mengalir ke pasar obligasi pemerintah seret.
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Arus modal yang mengalir ke pasar obligasi pemerintah seret, karena kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi dari pandemi virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19). Akibatnya, pemerintah terpaksa menyerap penawaran dengan imbalan tinggi.

"Yield [imbal hasil] obligasi tenot 10 tahun Indonesia melonjak besar terutama akselerasi di Februari, Maret. The fed [bank sentral AS] yang sudah menurunkan suku bunga tidak mampu menstabilkan. Semenjak 18 Februari sampai akhir Maret, yield SBN [Surat Berharga Negara] kita naik 130 bps [basis poin] untuk tenor 10 tahun," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, saat rapat virtual dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).

Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun. Penurunan harga terjadi akibat minimnya minat pelaku pasar.

"Incoming bid kita mengalami penurunan cukup signifikan, tadinya bisanya Rp 80-100 triliun sekali lelang pada 31 Maret bidding hanya Rp 34 triliun. Itu kita masih ambil Rp 22 triliun dengan jumlah yield kita bayar jadi lebih mahal," ungkap Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNBC]


(aji/aji) Next Article AS-China di Ambang Perang Teknologi, Apa Kabar Obligasi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular