Analisis

Corona & Drama India-Malaysia Picu Harga CPO Drop di Q1 2020

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 April 2020 11:23
Corona, Konflik India-Malaysia dan Mundurnya Mahathir Picu Anjloknya Harga CPO
Foto: Reuters
Pemicunya adalah kritik pedas dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang mengatakan India telah menduduki dan menginvasi Jammu dan Kashmir yang merupakan daerah konflik antara India & Pakistan sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Tak sampai di situ saja, Mahathir juga mengkritik Undang – Undang Kewarganegaraan India yang dinilai anti-Islam.

India pun dibuat geram karena merasa urusan dalam negerinya dicampuri. Sempat beredar kabar India mengambil langkah retaliasi dengan memboikot minyak sawit Malaysia. Walau tidak ada arahan resmi dari pemerintah, tetapi para pelaku industri di India mendapat imbauan informal untuk tidak membeli minyak sawit dari Negeri Jiran.

Akibatnya ekspor minyak sawit Malaysia ke India anjlok signifikan. Puncaknya pada Februari lalu di mana ekspor minyak sawit ke negeri Bollywood ambles 91% dari level tertingginya sejak lima tahun terakhir menjadi 29.269 ton. Padahal rata-rata impor minyak sawit India dari Malaysia mencapai 200.000 ton/bulan.

Konflik yang terus bergulir dan tidak adanya resolusi membuat harga CPO kian tertekan. Pasalnya India merupakan konsumen terbesar minyak nabati di dunia dan merupakan konsumen utama minyak sawit Malaysia.

Industri kelapa sawit Negeri Jiran pun harus merasakan getir pahit dari ketegangan hubungan keduanya. Sebagai ganti Malaysia terus berupaya mencari pasar baru untuk mengganti hilangnya pangsa pasar di India.

Awal Februari harga CPO juga sempat diterpa angin segar bahwa Pakistan melalui Perdana Menterinya berjanji untuk membeli minyak sawit dari Malaysia lebih banyak sebagai bentuk tindakan solidaritas antar negara yang mayoritas penduduknya muslim.


Namun tetap saja, pangsa pasar Pakistan jelas tak sebesar India. Maklum saja, India merupakan rumah bagi lebih dari 1,3 miliar orang yang membutuhkan makan setiap harinya dan sangat bergantung pada minyak nabati untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Selama ketegangan berlangsung, India beralih membeli minyak sawit dari Indonesia dan sebagian lain beralih ke minyak nabati jenis lain seperti minyak kedelai. Kenaikan harga CPO ternyata tak berlangsung lama seiring dengan terus meluasnya wabah COVID-19 di China dan di berbagai belahan dunia lain.

Harga CPO makin tergerus setelah gejolak politik Negeri Jiran muncul ke permukaan. Pada akhir bulan kedua atau tepatnya pada 24 Februari 2020, Perdana Menteri Mahathir Mohamad resmi mengundurkan diri dari jabatannya.



Setelah itu, Yang Dipertuan Agong menunjukka Muhyidiin Yassin sebagai penggantinya. Di bawah tampuk kepemimpinan yang baru, agenda prioritas Muhyiddin adalah memperbaiki hubungan Malaysia dengan India yang sempat retak. (twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular