Yeay Happy Weekend! 2 Pekan IHSG Melesat 10% Lebih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 April 2020 15:57
Tidak hanya itu, IHSG juga menguat tajam di saat bursa utama Asia lainnya berguguran.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Jumat (3/4/2020), melanjutkan kinerja positif Kamis kemarin. Dengan menghijau pada hari ini, IHSG berhasil membukukan penguatan 2 pekan beruntun.

Tidak hanya itu, IHSG juga menguat tajam di saat bursa utama Asia lainnya berguguran. Indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan, menguat tipis 0,01% dan 0,03%. Sementara indeks Shanghai Composite China melemah -0,6%, Strait Times Singapura -2,41%, FTSE Malaysia -0,15%, dan Sensex India -1,4%, meski perdagangan di bursa masing-masing masih belum berakhir.

IHSG langsung masuk ke zona hijau begitu perdagangan hari ini dibuka, bahkan tidak pernah masuk ke zona merah. Bursa kebanggaan Tanah Air ini mencapai level tertinggi intraday 4.594,55 atau menguat 1,39%, sebelum terpangkas menjadi 1,02% di 4.577,793 di akhir sesi I.



Memasuki perdagangan sesi II, IHSG semakin terapresiasi hingga menembus level tertinggi intraday dan mengakhiri perdagangan dengan penguatan 2,02% di 4.623,429.

Dengan demikian, total persentase penguatan IHSG dalam dua pekan sebesar 10,21%.

Total nilai transaksi sepanjang perdagangan hari ini sebesar Rp 6,07 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 14,61 miliar di pasar reguler dan non-reguler.

Sentimen positif datang dari melesatnya harga minyak minyak mentah Kamis kemarin memberikan sentimen positif ke pasar, membuat bursa saham AS (Wall Street) menguat, dan mengirim hawa positif ke Asia hari ini. Bursa saham Asia pagi ini sebenarnya sebagian mempu menguat mengikuti Wall Street, tetapi gagal dipertahankan hingga tengah hari.

Harga minyak jenis Brent naik sampai 21% sementara light sweet melesat hampir 25%. Ini adalah kenaikan harga harian tertinggi sepanjang sejarah.

Kenaikan terjadi setelah Amerika Serikat (AS) turun tangan guna menjadi juru damai antara Arab Saudi dan Rusia. Riyadh dan Moskow terlibat perang harga minyak setelah gagal menyepakati pemotongan produksi di tingkat OPEC+.

"Saya sudah berbicara dengan kawan saya MBS (Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi) yang mana beliau juga sudah menghubungi Presiden (Vladimir) Putin dari Rusia. Saya berharap mereka bisa menyepakati pemotongan produksi (minyak) sekitar 10 juta barel dan bahkan mungkin lebih. Jika terjadi, maka akan sangat bagus bagi industri migas!" cuit Trump di Twitter.



Sementara itu dari dalam negeri, upaya pemerintah memerangi pandemi virus corona (COVID-19) direspon cukup positif oleh pelaku pasar dalam beberapa hari terakhir.

Presiden Joko Widodo Jokowi pada hari Selasa mengumumkan stimulus senilai Rp 405,1 triliun yang akan digunakan untuk dana kesehatan Rp 75 triliun, jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN) Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat Rp 70,1 triliun Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.

"Termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha menjaga daya tahan dan pemulihan ekonomi," jelas Jokowi, Selasa (31/3/2020).

Dengan stimulus tersebut, plus stimulus moneter dari Bank Indonesia (BI) harapannya pandemi COVID-19 bisa segera diatasi dan perekonomian bisa segera bangkit.

Stimulus tersebut akan tertuang pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu No 1/2020).

Perppu No 1/2020 memberi mandat kepada pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk melakukan hal-hal yang di luar kebiasaan, bahkan di luar rambu aturan perundang-undangan. Misalnya pemerintah diperkenankan memperlebar defisit anggaran di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Atau BI dipersilakan masuk ke lelang Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana.

Dengan gelontoran stimulus fiskal oleh pemerintah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 bisa mencapai 5,07% PDB.
Moody's Investors Service menilai kebijakan pemerintah menaikkan defisit APBN terhadap PDB menjadi 5,07% dapat mempertahankan kepercayaan investor terhadap pemerintah.

Ketika investor mulai yakin akan kemampuan pemerintah mengatasi pandemi COVID-19, maka aliran modal perlahan kembali masuk ke Indonesia.

Meski investor asing masih melakukan aksi jual bersih, tetapi setidaknya sudah muncul optimisme dari investor dalam negeri yang membuat IHSG kembali menghijau hingga membukukan penguatan dua pekan beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Review IHSG: Trading Halt & Kenaikan Terbesar Sejak 1999

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular