
Asing Lepas SBN, Obligasi RI Tertekan Kian Dekati Angka 7,95%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Kamis (2/4/2020) melemah di tengah aksi jual asing akibat kekhawatiran pandemi virus corona (COVID-19) di Indonesia bakal berlarut-larut dan kian lama.
Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) memang turun drastis. Pada awal tahun, kepemilikan asing tercatat Rp 1.063,29 triliun dan per 30 Maret adalah Rp 930,71 triliun.
Kendati demikian, ketika investor asing ramai-ramai melepas SBN, Bank Indonesia (BI) datang sebagai penyelamat dengan membeli SBN di pasar sekunder sebagai salah satu cara stabilisasi nilai tukar rupiah. Total nilai pembeliannya mencapai Rp 172,5 triliun.
Pelemahan harga obligasi di Indonesia, yang terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) tidak senada dengan yang terjadi di pasar surat utang negara maju. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Data Refinitiv menunjukkan penguatanharga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling turunhari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 10,5 basis poin (bps) menjadi 7.378%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 2 Apr'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 1 Apr'20 (%) | Yield 2 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 2 Apr'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.273 | 7.378 | 10.50 | 7.3548 |
FR0082 | 10 tahun | 7.907 | 7.938 | 3.10 | 8.0756 |
FR0080 | 15 tahun | 8.287 | 8.252 | -3.50 | 8.2104 |
FR0083 | 20 tahun | 8.382 | 8.375 | -0.70 | 8.3860 |
Sumber: Refinitiv
Pelemahan pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) terkoreksi. Indeks tersebut turun 1,23 poin (0,47%) menjadi 260,90 dari posisi kemarin 2622,13.
Pelemahandi pasar surat utang hari ini senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada Kamis (2/4/2020), Rupiah melemah 0,18% dari penutupan kemarin, US$ 1 dibanderol Rp 16.470/US$ di pasar spot.
Obligasi RI Terbaik Ketiga
Pelemahan harga SUN senada dengan penurunan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, meski bervariasi. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terbaik ketiga di antara negara berkembang.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju terpantau bervariasi, yang kesemuanya hampir mengalami kenaikan tingkat yield, kecuali Amerika Serikat, Rusia, Singapura dan Jepang yang mengalami penurunan yield.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 1 Apr'20 (%) | Yield 2 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.69 | 7.96 | 27.00 |
China (A+) | 2.652 | 2.678 | 2.60 |
Jerman (AAA) | -0.497 | -0.422 | 7.50 |
Prancis (AA) | -0.005 | 0.061 | 6.60 |
Inggris Raya (AA) | 0.288 | 0.319 | 3.10 |
India (BBB-) | 6.138 | 6.138 | 0.00 |
Jepang (A) | 0.007 | -0.005 | -1.20 |
Malaysia (A-) | 3.35 | 3.405 | 5.50 |
Filipina (BBB) | 5 | 5.019 | 1.90 |
Rusia (BBB) | 6.86 | 6.84 | -2.00 |
Singapura (AAA) | 1.255 | 1.106 | -14.90 |
Thailand (BBB+) | 1.57 | 1.67 | 10.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.618 | 0.592 | -2.60 |
Afrika Selatan (BB+) | 10.91 | 11.22 | 31.00 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global enggan untuk masuk ke pasar modal dan pasar saham di tengah ketidakpastian ekonomi yang mungkin menuju resesi akibat penyebaran wabah virus corona dan lebih memilih uang tunai (dolar AS) yang dianggap sebagai aset aman (safe haven).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T